Ketua DPRD Kolut Di Terpa Badai “Pencabulan”, Terindikasi Sarat Muatan Politik

Lasusua, Koran Sultra – Saya tidak tahu apa-apa pak, karena memang kita (Musakkir, red) tidak pernah melakukan apa-apa (pencabulan, red) dengan saya, saya tidak mau melapor dipolisi pak, tapi saya dipaksa, saya juga tidak menyangka isu ini akan berkembang seperti ini,” ungkap wanita berinisial D yang sempat terdengar oleh wartawan koran ini via telfon selulernya.

Isu ini diduga mencuat akibat panasnya persaingan politik di intern DPRD Kolut saat ini.
Tidak bisa dipungkiri, bola panas terkait isu dugaan pencabulan yang digulirkan pada ketua DPRD Kolut saat ini terindikasi syarat ditunggangi kepentingan politik.

Pasalnya, jika saja itu (pencabulan.red) disinyalir pernah terjadi jelas wanita berinisial D yang berperan sebagai korban dalam permainan ini tak akan mungkin mengakui bahwa dirinya tidak pernah mendapatkan perlakukan tidak senonoh dari ketua DPRD Kolut, yang sempat didengar langsung oleh wartawan koran ini dan berbanding terbalik sebagaimana isu yang mencuat dan tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Kolut saat ini.

Belum setahun menduduki kursi panas Ketua DPRD Kolaka Utara sudah di goyang dengan Isu cabul yang bernuansa kepentingan Politik, Musakkir Sarira contohnya, belum panas politisi senior PDI-P berlambang Banteng ini sudah diguncang dengan isu dugaan pencabulan.

Sementara itu, Ketua DPRD Kolut, Musakkir Sarira, melakukan konferensi pers di kediamannya mengaku, meski merasa terzalimi, namun dirinya memilih bersikap bijak dalam menyikapi masalah ini, sebab baginya stabilitas keamanan daerah lebih utama ketimbang larut dalam perebutan jabatan yang secara tidak langusung dapat merusak stabilitas keamanan daerah.

“Saya duduk sebagai Ketua DPRD karena amanat undang-undang, bukan karena siapa-siapa, dan saya duduk di DPR itu karena kepercayaan rakyat, tidak mungkin saya duduk sebagai Ketua DPR kalau saya tidak memiliki pendukung fanatik, jadi kalau saya tidak menyikapi masalah ini dengan bijak, bisa saja masalah ini mengakibatkan pertumpahan darah, karena pendukung saya juga ” ungkapnya dengan nada getir.

Informasi yang di himpun Koran ini, kedua korban, berinisial “D” (26) warga Majapahit dan “M” (25) warga tiwu yang digadang gadangkan sebagai pemicu lengsernya Ketua DPRD, Rabu (16/9) sudah membuat Surat pernyataan di Kantor Polres Kolaka Utara, untuk mencabut laporannya yang tertanggal Senin (14/9) lalu.

Kontributor : Israil Yanas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *