Annur Prediksi Di Dukung Tiga Partai Pada Pilkada Kolut

Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kolut, Nur Rahman dan H. Abbas

Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kolut, Nur Rahman dan H. Abbas
Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kolut, Nur Rahman dan H. Abbas

Lasusua, Koran Sultra – Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kolaka Utara untuk periode 2017-2022 yang dijadwalkan digelar tanggal 6 juli 2017 mendatang, citra dan eksistensi partai politik dalam pilkada dipertaruhkan, Balon Nur Rahman Umar berpasangan H. Abbas yang berakronim ANNUR Optimis Dapat Tiga Dukungan Partai.

Balon Bupati Kolaka Utara Nur Rahman Umar yang ditemui Koran sultra di rumahnya dikawasan Tugu Cengkah Lasusua Rabu (19/5) mengatakan, sampai saat ini banyak Balon sudah Klaim didukung beberapa Partai, tetapi ANNUR memprediksi akan didukung tiga Partai antaranya, Partai Demokrat, Partai PKS dan Partai PKB.

“Silahkan saja Balon lain Klaim Partai Dukungannya, itu hak mereka, nanti kita lihat hasil akhirnya, yang jelas ANNUR Memprediksi didukung 3 Partai, katanya.

ANNUR sudah mendaftar di beberapa Partai termaksud Partai PDIP yang meraih 6 kursi di DPRD Kolaka Utara, tinggal menunggu hasilnya siapa yang didukung Partai PDIP berlambang Banteng ini. tegasnya.

Sementara Balon Bupati Kolaka Utara Bobby Alimuddin Page berpasangan H. Maksum Ramli Klaim Partai Golkar, PDIP, Grindra, PKS, dan PAN beberapa saat yang lalu dan Balon Anton, SH berpasangan Haidirman Klaim Partai Amanat Nasional (PAN) sementara Balon Ulfa Haeruddin Paeloi sudah memakai gambar Partai PDIP di Baleho dan Stiker.

Salah Mahasiswa USN Lasusua Jurusan Sistem Informasi Ulfa (22) mengatakan, pada Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Kolaka Utara nanti masyarakat harus cerdas dalam menentukan pilihan, karena kesalahan dalam menentukan pemimpin akan berdampak terhadap kondisi Kabupaten Kolaka Utara untuk jangka waktu lima tahun ke depan.

semua balon berpeluang untuk menang dan kalah. Namun semuanya itu tergantung bagaimana mesin politik dan tim sukses masing-masing kandidat bekerja, Pilkada jangan hanya diartikan sebagai ritual demokrasi yang digelar lima tahun sekali, tetapi harus menjadi bagian dari pendidikan. Kata Ulfa semester terakhir jurusan Informasi ini.

Kontributor : Israil Yanas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *