Alami Depresi, Ibu Dua Anak Terpaksa di Pasung

Kondisi Selfianti yang kini menjalani hari - harinya di pemasungan, foto : Dekri Adriadi

Kondisi Selfianti yang kini menjalani hari - harinya di pemasungan, foto : Dekri Adriadi
Kondisi Selfianti yang kini menjalani hari – harinya di pemasungan, foto : Dekri Adriadi

Lipsus: Dekri Adriadi

Tirawuta, Koran Sultra – Sungguh tragis nasib yang dialami Selfianti warga Desa Keisio, Kecamatan Lalolae Kabupaten Kolaka Timur, wanita yang berusia dua puluh delapan tahun ini terpaksa harus menjalani hari – harinya di Kios yang berada depan rumahnya dengan kondisi kaki dipasung.

Hal ini dilakukan oleh pihak keluarga sebab wanita ini kerap mengamuk tanpa sebab hingga merusak barang milik tetangganya.

Tiga tahun belakangan ini, Selfianti diketahui mengidap depresi berat semenjak ditinggal sang suami yang pergi entah kemana.

Sudah tiga pekan kini ibu dua anak ini menjalani hari – harinya di pemasungan. dia terpaksa dipasung dengan mengikatkan kain yang telah digulung pada bagian kakinya, lalu kemudian ditambah jepitan pergelangan kaki kirinya dengan Lembaran papan, Selfianti disimpan di kios depan rumahnya.

“Semenjak ditinggal suaminya tiga tahun lalu, anak saya mulai depresi karena rumah yang baru dibangun bersama suaminya belum kelar, masih sangat membutuhkan biaya besar” tutur sang ibu.

Menurut sang ibu, sang anak mulai kelihatan gangguan jiwanya sejak lampunya diputuskan PLN “ Selfi mulai mengalami gangguan jiwa setelah lampu listrik di rumahnya ditarik Petugas PLN karena dilarang menyambung ke masjid. sehingga membuat Selfi mengalami ganguan jiwa. Padahal, sebelumnya dia sehat-sehat saja,” kata sang ibunda.

Pihak keluarga sendiri sudah berupaya mengobatinya kemana-mana. Mulai dari orang pintar, hingga membawanya ke rumah sakit yang ada di Makasar. Namun hingga habis biaya juta rupiah, kondisi Selfianti tidak kunjung membaik. Dengan nada sedih, ibu setangah baya ini pun bercerita bahwa sang anak kerap kali mengamuk dan mengganggu warga sekitarnya bahkan sang anak perna merusak saklar listrik milik tetangga. Sehingga demi keamanan masyarakat, terpaksa memasung sang anak.

Kini, pihak keluarga hanya bisa pasrah terhadap kondisi Selfianti, sembari menunggu dan menanti uluran tangan dari para dermawan utamanya pemerintah kabupaten Koltim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *