Lasusua, Koran Sultra – Kondisi sekolah jauh Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiya Swasta As’adiyah yang berada di Dusun II Desa Nimbuneha Kecamatan Ngapa Kabupaten Kolaka Utara Sulawesi tenggara sangat memperihatinkan, pasalnya sekolah yang dibangun tahun 1999 ini, masih berlantaikan tanah dan berdinding papan.
Sampai saat ini, Madrasah Ibtidaiya Swasta belum pernah menerima bantuan dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama kabupaten Kolaka Utara. Kalaupun ada bantuan hanya kursi dan bangku bekas yang di berikan dari sekolah induk di Desa Lapai Kecamatan Ngapa.
Menurut guru MIS, Usman P, (48) setempat yang di temui di kantornya pekan lalu mengatakan, sekolah MIS ini sudah dua kali pindah, sekolah pertama didirikan tahun 1999 siswa belajar di dalam Masjid Alamsyah, setelah setahun sekolah ini dipindahkan dilokasi saya yang dihibahkan dengan ukuran 15×25 meter.
“Saya hanya tamatan SMA, namun saya terpanggil untuk mengajar ke SD ini karena banyak warga yang tidak tau menulis dan membaca” kata Usman yang sudah mengajar 17 tahun ini.
Sekolah ini dibangun atas swadaya masyarakat, dan waktu itu saya digaji oleh orang tua siswa sebulannya hanya 10 ribu dan ada juga yang tidak membayar, nanti ditahun 2012 baru saya digaji dari Sekolah MIS sebesar Rp. 500 ribu sampai sekarang ini.
“Saya bersyukur karena sudah ikut sertifikasi” katanya
Usman Berharap, ada bantuan dari Kemenag Kolaka Utara seperti kursi, bangku, alat peraga dan pembangunan sekolah untuk siswa siswi yang layak
Sekolah ini memiliki 3 ruang kelas dengan jumlah siswa 30 orang, dengan cara mengajar menggabungkan kelas 1 dan 2 dalam satu ruangan. Nanti tahun 2014 Anak Usman bernama Nisma (22) yang lulusan sarjana Bahasa Inggris mengabdikan diri bersama ayahnya di sekolah MIS ini.
Pantauan Koran Sultra, Pintu yang keropos, dinding yang berlubang, meja seadanya dan alat tulis kantor yang jauh dari layak harus tetap dimanfaatkan untuk belajar dan mengajar. Kebanyakan siswa masih memakai sandal jepit datang kesekolah.
Hampir semua siswa yang orang tuanya yang berpenghasilan rendah menyulitkan anaknya untuk membelikan sepasang sepatu. kondisi sekolah yang jauh dari kata layak siswa tidak malu untuk menuntut ilmu.