Sebelum Meninggal, Korban Pendaki Gunug Mekongga Minta Ayahnya

tampak jasad almarhum La Ode Fitrah Foto: Bensar
tampak jasad almarhum La Ode Fitrah Foto: Bensar

RAHA, KORAN SULTRA– La Ode Abd Fitrah, salah satu korban yang meninggal dunia saat melaksanakan pendakian di gunung Mekongga, dengan ketinggian 2.620 kaki dari permukaan laut, yang berada diantara Kecamatan Ranteangin – Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka utara (Kolut), Provinsi Sulawesi Tenggara.

Mahasiswa kelahiran Raha, 1994 itu, akhirnya dikebumikan dikampung halamanya di Kelurahan Laende, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna. Sebelumnya, jenazah putra ke tiga La Ode Taufik (52) ini, dijemput didermaga Tampo oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muna, dini hari, Kamis (16/3). Jenazah tersebut tiba di kediamannya sekitar 08.00 wita di Jalan La Ode Palu, Kelurahan Laende. Almarhum diantar ke pemakaman usai shalat duhur sekitar pukul 13.23 wita di Tempat Pemakaman Umum Waraga, di Kelurahan Mangga Kuning, Kecamatan Katobu, Muna.

Kata Ibu kandung korban, Sitti Nurbaya (50), La Ode Abd Fitrah (Almarhum) merupakan anak ke tiga dari tujuh bersaudarah. Almarhum merupakan mahasiswa Smester lima di Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo (UHO) Kendari.

Sebelumnya almarhum sempat pulang ke rumah di Muna, karena liburan smester. Namun, tidak lama kemudian Ia kembali lagi ke Kendari. La Ode Fitrah meninggalkan kampung halamannya sekitar dua minggu lebih.

Sebelum Ia meninggalkan rumahnya, ia berpesan pada ayahnya La Ode Taufik, untuk segerah membeli semen untuk kebutuhan bangunan rumah mereka.

“Dia katakan sama orang tua, cepat beli semen supaya saya cepat pulang,” tutur Muhamd Fadli(18) adik kandung alamrhum pada Koran Sultra.

Kata dia, almarhum La Ode Fitrah, tingal di lorong Pelangi Asrama Azahra depan kampus UHO Kendari. ”Sebelumnya memang dia peranah mendaki di gunung mekongga. Dia sangat baik, suka menolong, dan sekarang ini sudah masuk semester 6,” ujar Fadil dengan nada pilu.

Aya almarhum La Ode Taufik, menuturkan, sebelumnya telah mendengar kabar, jika kepergian almarhum ditangani dengan kurang baik. Sehingga pihaknya merasa sangat terpukul atas kepergian anaknya.

“Saya sangat sedih, karena saya sempat mendegar kabar berita, jika mereka hanya sempat melapor sama kepala desa dan polsek, sementara mereka mungkin saja tidak melengkapi persyaratanya atau tidak memiliki kartu peserta,” katanya.

Perasan legah nanti dirasakan oleh La Ode Taufik, ketika jenazah almarhum tiba di kediamanya. ”Syukurlah karena jenazanya sudah sampai dirumah,” tutupnya.

Sebelumnya dikabarkan, empat dari enam mahasiswa pendaki itu hilang di gunung mekongga. Dua orang ditemukan dalam kondisi lemas, sementara dua orang lainnya ditemukan dalam keadaan tewas, akibat terjebak badai dan Terkena Hipotermia.

Berita Terkait : Sepuluh Jam, Dua Jenazah Korban Pendaki Gunung Mekongga Berhasil Di Evakuasi

Kontributor : Bensar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *