Hujan Air Mata Saat Prosesi Pemberangkatan Almarhum Ketua DPRD Kolut


Lasusua, Koran Sultra – Isak tangis histeris Lady (10), anak almarhum Musakkir Sarira tak terbendung. Anak kedua dari tiga bersaudara hasil cinta istri ketiga almarhum yang belum siap melepaskan ayahnya untuk dikebumikan. “Ayah jangan pergi,” teriak Lady 

“Wahai Kemenakanku yang tersayang, bapakmu terbaring kaku dihadapanmu sementara ibumu menunggu hukuman dibalik jeruji. Tegarkan dirimu karena sudah seperti inilah jalan hidup yang kau harus lalui. Aku berharap, kelak kalian jadi anak yang sukses meraih masa depan yang cerah” inilah ungkapan Haidirman Sarira, kakak Ketua DPRD Kolut Musakkir Sarira, saat melepas adiknya untuk dimakamkan dipekuburan keluarga disamping kuburan Ayahnya didesa Tinukari Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Dirumah duka didesa Maroko Kecamatan Ranteangin ratusan pelayat menghadiri prosesi pemakaman Ketua DPRD. Kamis (19/10/2017) siang.

Anak anak almarhum Muzakkir Sarira

Haidirman Sarira saat ungkapan pelepasan, Almarhum Musakkir Sarira selama hidupnya teraniyaya, percobaan pembunuhan sering dialaminya, tetapi baru kali ini dia meninggal ditangan isteri tercintanya.

“Saya pernah bertanya kepada Isteri Almarhum kenapa sering ribut dalam keluargamu, dia menjawab tolong jangan ikut campur dalam persoalan keluargaku dan akhirnya almarhum melepaskan nyawanya demi untuk isterinya”  katanya

Anak anak almarhum Muzakkir Sarira

Lanjut Haidirman, Almarhum ini, sudah tiga kali beristri antaranya istri pertama dan kedua memiliki 1 anak dan isteri ketiga ini memiliki 3 anak perempuan yang masih berumur belia. Kasihan mereka kebingungan disatu sisi Ayahnya meninggal dan disisi lain ibunya sebagai pelaku. ungkap Haidirman tidak biasa menahan air matanya
“Pelayat tidak bisa membendung airmatanya dengan ungkapan yang sangat memilukan dari Haidirman,” katanya

Kami berharap Pihak kepolisian Polres Kolaka Utara segera menuntaskan Kasus kematian Almarhum dan jangan ada yang disembunyikan, begitupun semua keluarga besar almarhum sudah ikhlas menerima kenyataan ini. terangnya.

Ditempat yang sama Bupati Kolut, H. Nur Rahman Umar hadir bersama jajarannya mengutarakan Musakkir bukan hanya kader PDIP terbaik namun putra Kolut terbaik yang tanpa henti dan lelah memikirkan rakyat. Terakhir ia melakukan pertemuan rapat perubahan membahas program pembangunan kedepan. “Saya kenal karakter beliau yang tegas soal urusan rakyat. Bagi keluarga almarhum mari kita ihlas ihlaskan karena ini ketentuan Allah meskipun dari sisi perjalanannya menggugah hati kita,” ucapnya.

hal senadi yang diungkapkan Sekjen DPD PDIP Sultra, H. Litanto bercerita baru-baru ini hal yang tidak biasa almarhum menginap dirumahnya tiga malam. Sembari berbaring dipanguan Musakkir ia bercerita akan politik menghadapi pemilihan di Sultra. Sembari meneteskan air mata ia menekankan jangan biarkan ke lima anaknya sendiri karena diantara mereka masih kecil. 

“Biasanya hanya menelpon saya jika ia di Kendari tetapi malam itu ia bermalam. Saya telah menyampaikan ke Kemendagri dan DPP PDIP pusat untuk disampaikan ke Presiden Jokowi akan kabar duka ini dan Kemendagri menyampaikan rasa penyesalah atas apa yang terjadi pada almarhum,” ujarnya

Litanto juga mempertegas akan mendampingi kasus pembunuhan Ketua DPRD Kolut, Musakkir Sarira yang juga Kader Terbaik sebagai Ketua DPC PDIP Kabupaten Kolaka Utara, sampai tuntas dan semua harus terungkap dengan jelas.

Ratusan pelayat hadir dirumah duka, suasana begitu haru melihat ketiga anak perempuan, Ratu, Lady dan Quen anak Almarhum hasil buah cintanya dari istri ketinganya, Andi Erni Astuti. sementara anak pertama dari istri pertama almarhun tidak bisa hadir karena lagi ikut kapal pelayaran sementara anak dari istri kedua almarhum hanya menagis dihadapan mayat almarhum.

Perselisihan Kedua orang tua menjadi trauma yang berkepanjangan bagi anak-anaknya. mari sebagai orang tua memberikan pendidikan dan ajaran yang terbaik dan terlebih penyelesaian persoalan rumah tangga suami dan istri diselesaikan dengan hati dan pemilikiran yang dingin dan bijak.

KONTRIBUTOR : ISRAIL YANAS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *