Nekad, Pria di Bombana Ini Tenggak Kopi “Beracun” Nyawa Melayang

Jasad korban saat diantar kerumah duka usai otopsi dilakukan

Jasad korban saat diantar kerumah duka usai otopsi dilakukan

Bombana,koransultra.com – Tragis, nyawa Tonde (50) warga Desa Toari Kecamatan Poleang Barat Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara melayang usai menenggak segelas kopi yang diduga beracun dirumah tetangganya sendiri pada Jum’at 03/08.

Informasi yang diterima dari kerabat korban bahwa kopi yang diteguk oleh almarhum sempat menelan korban (pemilik rumah.red) dan beruntung nyawa Daud tidak sempat melayang setelah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

” Kopi itu milik Daud yang disisakan saat mau kemasjid sholat jum’at, sepulang dari masjid dia (daud.red) kembali meminum kopi sisa tersebut tetapi rasanya mulai aneh ” Ujar tetangga korban yang enggan ditulis namanya.

Setelah menenggak kopinya, daud pun merasa ada yang aneh, ” Dia berkata, kenapa mi kopiku ini pahit, dan lain-lain mi saya rasakan” Ujarnya menirukan ucapan daud.

Tak lama kemudian, daud merasakan panas di sekujur tubuhnya, dan kejang kejang, sampai akhirnya Daud di larikan ke puskesmas terdekat. Untung saja, kopi tersebut diminum daud tidak dalam porsi yang banyak sehingga nyawanya tertolong dan dioerbolehkan pulang hari itu juga okeh pihak medis, jelas tetangga korban ini.

Peristiwa tragis inipun bermula disini, saat tiba dirumahnya (Daud.red), Tonde ( Korban) yang juga bertetangga datang kerumah tersebut dan meminta kopi “beracun” yang kebetulan masih tersisa dan langsung meminumnya.

Sebenarnya korban (Tonde red) mengetahui kalau air kopi yang digelas itu ada racunnya , ” Kami pun sempat memperingatkannya bahkan melarangnya bahwa air kopi yang digelas tersebut diduga beracun, namun korban (Tonde red) tetap bersikeras meminumnya, dengan alasan dia mempuanyai penangkal racun” . Kata salah seorang saksi.

Kapolsek Poleang Barat melalui KanitRes Bripka Jainuddin .SH, membenarkan kejadian tersebut. Berdasarkan keterangan para saksi,air kopi yang diteguk oleh korban dan meninggal dunia Bernama tonde telah dicampuri racun.

“Setelah usai menengguk air kopi tersebut, korban (Tonde red) langsung tersungkur dan tak sadarkan diri,dan Korban sempat dilarikan ke Puskesmas Rakadua, namun nyawanya tak tertolongkan lagi” ucap Bripka jainudin.

Dari hasil olah TKP yang dilakukan oleh petugas gabungan Polsek Poleang Barat dan Satreskrim Polres Bombana, air kopi yang mengandung racun itu adalah ulah perbuatan dari lelaki beinisial WR (58), warga dusun Emolingku Desa Toari Kecamatan Poleang Barat; itupun hasil pengembangan dan dari keterangan saksi .

“Dan Warga juga setempat melihat pelaku masuk ke rumah Daud,korban pertama, dengan dalih mau cari makan , dan ternyata WR pelaku sudah sering berkunjung kerumah Daud ,namun pada saat itu Daud sedang pergi kemesjid sholat jumat.” ujarnya .

Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengembangan, WR Pelaku mengakui bahwa dialah yang dengan sengaja membunuh dengan menaruh racun berupa serbuk halus berwarna putih yang dicampur dengan kunyit kedalam kopi yang diminum oleh korban (Tonde).

Pelaku pun mengakui bahwa sudah sekian lama merencanakan untuk membunuh Daud dengan alasan dendam lama , namun sasaran dendamnya meleset dan sungguh tragis justru Tonde nyawanya yang tak tertolong setelah menengguk air kopi beracun itu.

Saat ini pelaku WR kami telah amankan di mapolsek Poleang Barat. Akibat ulah perbuatannya, dan pelaku diancam pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dan mengakibatkan Korban Tonde meninggal dunia ,dan pihak kepolisian Polres Bombana membawa jasad Tonde ke kendari untuk Dilakukan Autopsi demi kepentingan pengembangan penyelidikan,

Dan setelah pihak kepolisian melakukan autopsi jasad Tonde langsung di pulangkan pada hari jumat serta jasad Tonde di kebumikan oleh pihak keluarga pada hari itu juga jumat,03/08/18

Untuk sementara ini pelaku yang berinisial WR yang tak lain adalah tetangga Korban sendiri kami tahan dan kami dan melakukan penyelidikan” Tutur Bripka Jainudin kanitres polsek poleang barat.

KONTRIBUTOR : ASRI JONI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *