Kemarau Panjang Melanda, Warga Baubau Krisis Air Bersih

Ilustrasi

Baubau, Koransultra.com – Krisis Air bersih kini mulai melanda Kota Baubau dan sekitarnya. Utamanya terhadap mereka yang bermukim di Jalan pahlawan kilo meter 3, Kecamatan Bukit Wolio Indah.

Krisis Air ini diakibatkan adanya kemarau panjang yang terjadi beberapa pekan terakhir.

Diakumulasi setidaknya ada sekitar 300 kepala keluarga diwilayah tersebut sangat membutuhkan pasokan air guna kebutuhan konsumsi dan sebagainya.

Warga hanya bisa berharap ada bantuan pasokan air dari pemerintah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Muna.

“Kasian kami tidak bisami berbuat apa-apa, biar mau memasak,” ujar Arman, salah seorang warga Kecamatan Bukit Wolio Indah, Kota Baubau, Senin 22 Oktober 2018.

Dikatakan Arman, jika sebelumnya pihaknya telah melayangkan surat di Kantor PDAM guna pemberian bantuan air terhadap warga Bukit Wolio Indah.

Namun, hingga saat ini surat yang dilayangkan tersebut belum mendapat jawaban.

“Kami sudah bersurat di kantor PDAM, tapi sudah berapa kali juga kita konfirmasi belum juga ada balasan surat kami. Kami berharap pemerintah segera mencari solusi terbaik untuk kami,” kata Arman, pada Koran Sultra.

Arman mengungkapkan, selain kemarau panjang, pipa besar sumber mata air yang melintas di wilayah itu juga telah diganti alat pembagi nya, sehingga menyebabkan air tersebut macet. Padahal wilayah mereka berada diketinggian sedangkan wilayah lain yang berada di dataran rendah air nya lancar.

Direktur Utama PDAM Kota Baubau, La Ode Ali Hasan, pada Koran Sultra menuturkan, jika kekurangan air disebabkan kemarau panjang yang terjadi beberapa pekan terakhir.

“Saat ini sumber air kita memang mengalami kekurangan pasokan air, ini disebabkan kemarau yang berkepanjangan, sehingga mengakibatkan bak penampungan air kita menjadi kurang,” kata La Ode Ali Hasan, diruang kerjanya, Senin 22 Oktober 2018.

Dikatakannya, kedepan jika turun hujan pihaknya bakal mengupayakan agar air saluran PDAM ke masyarakat bisa lancar.

“Kami dari PDAM Kota sementara melakukan berbagai upaya. Kami juga bakal menggunakan Mobil Tangki air kerumah-rumah warga, dengan harga Rp 75 ribu per tangki. Kita juga gratiskan bagi warga yang mengisi air di ember, jergen dan baskom,” katanya.

Untuk mengatasi kekurangan air pada warga, saat ini PDAM Kota Baubau mengoperasikan 2 Unit mobil tangki air, sebagai solusi sementara.

Dari data yang dihimpun Koran Sultra, saat ini PDAM membagi jalur air ada yang seminggu sekali, dan ada yang dua minggu sekali dimana sebelumnya dua hari sekali air mengalir. Apalagi posisi daerahnya diketinggian sudah tentu akan memakan waktu.

“Kita lihat debit air yang ada, karena yang utama kita kontrol pembagian air yang mengalir di dalam pipa biar dapat semua. Saya harap masyarakat dapat maklumi kondisi kemarau, kita juga tetap berupaya semaksimal mungkin,” tutupnya.

Kontributor : Muhlis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *