Unaaha, Koransultra.com– puluhan massa yang bergabung dalam konsorsium lira dan mahasiswa lakukan unjuk rasa di depan kantor DPRD Konawe, senin 2 November 2020.
Aksi Konsorsium hari ini adalah menolak pembangunan gedung baru yang diperuntukan buat para anggota legislatif, menurut massa aksi pembangunan tersebut tidak pro rakyat disaat musim pandemi covid-19 ini. Yang mana dana pembangunan tersebut seharusnya disalurkan kepada masyarakat miskin terkhusus bagi masyarakat di 51 desa yang belum tersentuh BLT DD akibat dampak Covid-19.
Wakil ketua DPRD Konawe, Rusdianto yang menemui massa konsorsium tersebut mengungkapkan pembangunan tersebut tidak mengganggu dana covid-19 yang sebesar 100 milyar, menurutnya program pembangunan tersebut telah direncanakan jauh sebelumnya bahkan disaat Gusli Topan Sabara (wakil Bupati) menjabat sebagai ketua DPRD Konawe.Bangunan yang tengah dikerjakan tersebut diperuntukan buat 22 anggota DPRD Konawe dari 30 orang anggota Dewan Perwakilan Daerah ( DPRD ) Kabupaten Konawe, yang mana nantinya berfungsi sebagai tempat bekerja dan menerima tamu.
” Jadi sejak masih menjadi kabupaten Dati II Kendari sampai berubah nama menjadi Kabupaten Konawe para anggota dewan tidak pernah memiliki ruang kerja tersendiri,” jelas Rusdi.
Dirinya menjelaskan, bangunan yang berada saat ini diantaranya gedung hearing, gedung paripurna utama serta ruang kerja para pimpinan DPRD Konawe, gedung sekretariat DPRD Konawe dan gedung yang berada dibelakang adalah ruang pimpinan alat perlengkapan. Dirinya menantang para pendemo dengan atas nama masyarakat untuk mengungkap pengadaan sapi yang diduga merugikan daerah mencapai milyaran rupiah.
“Ini diluar dari dana covid, jadi kalau memang membawa atas nama rakyat, kenapa Dinas peternakan terkait pengadaan sapi yang kini menjadi temuan BPK tidak kalian angkat, justru itu telah merugikan negara yang mana nilainya 5 milyar yang fiktif dan 19 milyar tidak sesuai spek kenapa itu tidak kalian dorong, kalau subtansinya hari ini gerakan merupakan aspirasi masyarakat saya sangat hargai, akan tetapi ini sudah ada nuansa politik,” lantang Rusdianto.
Hal senada diungkapkan Hj. Murni salah seorang anggota DPRD mengungkapkan pembangunan tersebut sudah periode tahun lalu di rencanakan dan saat itu Gusli Topan Sabaraha masih menjabat sebagai ketua DPRD Konawe ikut menyetujui dengan adanya pembangunan tersebut.
” Anggaran ini bukan dari dana covid, apakah adik-adik tidak malu ketika anggota DPRD kabupaten lain datang dan melihat anggota DPRD Konawe tidak jelas tempat duduknya,” terang Murni.
Usai menyuarakan aspirasinya konsorsium LIRA Konawe bersama mahasiswa Unilaki melanjutkan aksinya didepan kantor Bupati Konawe dengan pengawalan kepolisian Polres Konawe.
Kontributor : Nasruddin