
Unaaha, Koransultra.com- Kesekian kalinya Bupati Kery Saiful Konggoasa, kembali membawa nama Kabupaten Konawe di tingkat nasional sebagai salah satu kabupaten terbaik pada pelayanan Keluarga Berencana.
Pemkab Konawe berhasil meraih juara 3 kabupaten/kota tingkat nasional kelompok II (target pelayanan KB 500-1.500 akseptor) pada penghargaan pelayanan Keluarga Berencana (KB) serentak sejuta akseptor dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-28 tahun, 28 Juni 2021 lalu.
Atas capaian itu, Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa mengaku bangga dan berterima kasih kepada BKKBN RI yang telah memberikan penghargaan bagi daerah yang dipimpinnya.

“Ini menjadi sebuah motivasi bagi kami di daerah. Kita mesti lebih semangat lagi dalam memberikan pelayanan KB kepada masyarakat di Konawe,” harap Kery Saiful Konggoasa.
Bupati Konawe dua periode itu menuturkan, pemkab tak mengejar reward apapun, melainkan hanya bekerja seoptimal mungkin dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di Konawe dengan cara meningkatkan jumlah akseptor (warga yang bersedia mengikuti program KB). Jauh-jauh hari, Kery sudah meminta instansi teknis dalam hal ini Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Konawe agar lebih maksimal dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di otoritanya. Disamping peran DPPKB lainnya yakni meningkatkan kualitas kehidupan rumah tangga di Konawe.
“Dengan tujuan itu, akhirnya kita mencoba aplikasikan ke masyarakat. Jadi dalam rangka mengendalikan pertumbuhan penduduk, akseptor kita itu harus bisa bertambah. Terutama bagi pasangan usia subur yang memiliki peluang lebih besar dalam menghasilkan keturunan,” terang mantan Ketua DPRD Konawe itu.

Hal senada diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPPKB Konawe Ferdinand Sapan menerangkan, program pelayanan KB serentak sejuta akseptor merupakan agenda tahunan yang digelar BKKBN RI bertepatan di momen Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang jatuh tiap tanggal 28 Juni. Setiap tahunnya, pemkab Konawe selalu terlibat dan mengambil bagian pada program sejuta akseptor.
“Level tertinggi Konawe sempat masuk di 10 besar tingkat nasional. Tapi tahun ini dari hasil penilaian, kita dapat juara 3 nasional untuk kelompok II (500-1.500 akseptor KB),” ucap Ferdinand Sapan.

Sekretaris Kabupaten (Sekab) Konawe itu mengemukakan, tak mudah meyakinkan masyarakat menjadi akseptor KB. Kebanyakan warga belum paham manfaat ber-KB. Makanya, beberapa kiat-kiat dilakukan pemkab, antara lain meningkatkan sumber daya ataupun kompetensi penyuluh KB. Entah itu dari sisi kemampuan teknis maupun dari segi komunikasi. Tak sampai disitu, Ferdinand menyebut, pihaknya juga mendorong peran pemerintah desa/kelurahan disetiap kecamatan se-Konawe agar secara bersama-sama mengoptimalkan pelayanan KB di wilayahnya masing-masing.
“Sebab kalau itu tidak terlibat termasuk dari instansi teknis lain, pasti agak sulit kita meyakinkan masyarakat. Misalnya terkait dengan edukasi dari bidang keagamaan. Dulu kan prinsip orang berkeluarga itu, banyak anak banyak rezeki. Tapi mungkin untuk kondisi saat ini, itu sudah tidak relevan lagi karena beban hidup itu makin berat,” timpalnya.

Ferdinand menyebut, jenis pelayanan KB yang paling banyak digunakan oleh warga Konawe yakni lewat metode suntik. Persentasenya diatas 40 persen dari total akseptor KB yang sebagiannya lagi memilih mengonsumsi obat/pil ataupun alat kontrasepsi. Jenis pelayanan KB yang paling kurang diminati, lanjut Ferdinand, yakni vasektomi. Selain itu, sambungnya, hingga saat ini belum ada insentif dari BKKBN RI atas reward yang diraih pemkab Konawe sebagai juara 3 terbaik nasional kelompok II pada kegiatan pelayanan KB serentak sejuta akseptor yang digelar 28 Juni 2021 lalu.
“Meski demikian, tiap tahun kita selalu dapat suntikan dana dari pusat untuk mensupport fungsi-fungsi pelayanan KB di Konawe. Tahun ini saja, DPPKB Konawe mendapat dana transfer Rp 7 Miliar oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam bentuk dana alokasi khusus (DAK). Tahun 2022 mendatang, nominalnya kita proyeksi naik lagi menjadi Rp 10 Milyar.”tutupnya. (Adv/Nas)




