Tidak Punya Fasilitas Pemerintah, Kepsek SLB Antar Jemput Siswa Pakai Motor

Kepsek Saat menjemput salah seorang siswa dirumahnya, foto : Dekri

Kepsek Saat menjemput salah seorang siswa dirumahnya, foto : Dekri
Kepsek Saat menjemput salah seorang siswa dirumahnya, foto : Dekri

Tirawuta, Koran Sultra – Miris, Sekolah Luar Biasa(SLB) Koltim, yang menampung sejumlah anak kurang normal (cacat), seharusnya diperhatikan pemerintah ini malah justru terkesan lepas tangan. Betapa tidak, Sekolah ini tadinya masih tanggung jawab Pemerintah daerah koltim. setelah peralihan wewenang ke provinsi sekolah ini tidak lagi diperhatikan pemerintah daerah. Hal tersebut dinilai pada saat Kepala sekolah sedang mengendong salah satu siswa tuna daksa Aldi.

Aldi adalah salah satu siswa SLB Koltim, yang mengalami tuna daksa atau lumpuh total. dia tinggal di kecamatan Loea, setiap kali Aldi pulang selalu diantar Kepala sekolahnya hingga tiba di rumah. Bahkan, bukan hanya Aldi tapi, semua siswa yang bersekolah di SLB itu serengkali diantar pulang. ”apa bole buat kita harus antar pulang, karna siswa SLB itu tidak sama dengan Siswa pada umumnya waktu belajar sudah ditentukan. kalau SLB kapan pun siswa minta pualang kita harus antar mereka,,”kata Jumail.

Dua tahun sudah Jumail memangku kebijakan di Sekolah Luar Biasa kata Jumail, semua siswanya memiliki karakter berbedah beda. ”Semua siswa harus dibujuk, dan tidak bole dikerasi sebab, mereka akan melawan jika dikerasi,”ujarnya.

Menyebut Aldi, Kepala sekolah satu ini hanya bisa senyum. katanya Aldi adalah salah satu siswa yang terampil melukis juga membaca. namun, Aldi menderita Tuna Daksa. Jika setiap proses belajar mengajar Aldi minta mau pipis pihaknya terpaksa harus menggendongnya ke kamar kecil.

”banyak pengalaman, kalo kita mengajar di Sekolah luar biasa. karena mental siswa dibentuk di sekolah ini, mereka yang tadianya tidak bisa membaca jadi bisa. mereka yang tadinya tidak bisa terampil jadi bisa,”katanya.

namun sayangnya, ketika pulang sekolah Siswa yang bersekolah ditempat tersebut terpaksa harus diantar pulang dengan menggunakan kendaraan roda dua.”yang lucu pernah saya antara pulang salah satu siswa, kebetulan ada swiping saya sempat ditahan sama lalulintas, karna saya jelaskan bahwa saya mau antar siswa saya ke rumahnya terpaksa saya diberikan kebijakan,”ungkapnya

Dia berharap pihak pemerintah daerah bisa memperhatikan sekolah tersebut, meskipun saat ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi.

Kontributor : Dekri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *