Oleh : H. Andi Abdul Hamid (Saksi Hidup)
Kolaka sebagai ibu kota perjuangan dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 diseluruh wilayah Sulawesi Tenggara. Hingga saat ini sudah 72 tahun Negara Indonesia mengemban kemerdekaan. Namun hingga saat ini, belum menentukan sosok tubuh siapa saja yang berhak diusulkan menjadi pahlawan nasional atau perintis kemerdekaan, yang memberikan dorongan semangat juang pemuda dan rakyat. Baik yang nampak dipermukaan, maupun yang terorganisir melalui gerakan bawah tanah pada masa sebelum dan sesudah proklamasi 17 Agustus 1945.
Bahwa pahlawan nasional atau perintis kemerdekaan merupakan masalah bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Sehingga tidak dapat direkayasa untuk kepentingan suatu etnis, suku tertentu. Karena didalamnya terkandung arti dan makna harga diri seluruh Bangsa Indonesia.
Penduduk Kabupaten Kolaka utamanya, yang saat ini masih setia mendiami kota Kolaka sejak dahulu.
Sehingga dalam perjuangan revolusi fisik mempertahankan proklamasi 17 agustus 45’ dapat terbaca mereka yang turut mempertaruhkan nyawa dan harta melawan tentara NICA pada masa itu dan siapa-siapa sekarang secara arogansi tampil mengaku pejuang setelah kemerdekaan itu tercapai.
Pertempuran di kampung baru batas sabilambo dan wundulako (kolaka) berawal dari pemuda republic Indonesia ( PRI )kolaka menghadang pasukan tentara KNIL dari kendari menuju kepomala yang membawa 3 truck pasukan tentara KNIL yang bersenjata lengkap di pimpin oleh letnan J boon bangsa Belanda, sehingga terjadi dialog antara Andi kasim sebagai pimpinan PRI di kolaka dengan Jboon, sebagai komandan pasukan KNIL.
Memperagakan Percakapannya…
ANDI KASIM: Tuan mau kemana…?
J.BOON : Ke pomalaa.
ANDI KASIM :Tidak boleh karena itu wilayah RI kolaka. Kecuali ada izin dari pemerintah RI Kolaka.
J.BOON : Iya, tapi kita ini orangnya Australia
ANDI KASIM :Mana surat perintah?
J.BOON :”Diam dan kemudian ia berkata “baik kita kembali dan kita putar oto”.
Akan tetapi mereka terus lari kePomalaa secara kurang ajar mengkhianati janjinya.Sehingga meluaplah kemarahan pemuda-pemuda Kolaka karena dianggap sepi oleh KNIL tersebut.Kampung baru adalah tempat yang strategis untuk menghadang musuh karena disitu jalan diapit oleh gunung dan jurang.
Sekitar pukul 15.00 petang KNIL tersebut tiba kembali dikampung baru.Setelah komanado dikeluarkan oleh pimpinan pemuda RI Andi Kasim,maka tentara KNIL yang sombong itu digempur dan diserang hebat sekali.Pertempuran itu berlangsung selama dua jam.Akhirnya KNIL itu lari terpontang panting dibalik gunung.
Dari pihak pemuda PRI tidak ada korban jiwa hanya satu yang mengalami luka ringan namun dipihak KNIL 1 orang meninggal dan 1 orang luka dan 5 orang ditawan serta pimpinan KNIL( J.BOON) berhasil ditangkap.
Perlu di ingat bahwa pada saat proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 struktur pemerintahan provensi di sulawesi belum di atur sama sekali,wilayah pemerintahan yang ada masih merupakan wilayah pendudukan Belanda dan Jepang, baik yang besar maupun yang kecil kepala pemerintahan setempat yang di serahi kekuasakan oleh jepang.
Persatuan wilayah Republik Indonesia di Sulawesi Tenggara dengan pusat pejuangnya di kolaka, yang secara tradisional adalah wilayah kerajaan Luwu ( sulawesi selatan) merupakan persatuan, potensi dan partisipasi rakyat dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan.
Penghapusan pemerintah swapraja ( pemerintah kerajaan ) di seluruh nusantara Indonesia termasuk kerajaan mekongga dan konawe dan lain –lain di Sulawesi tenggara merupakan konsekuwensi proklamasi 17 agustus 1945 maka pemuda dan rakyak berjuang atas nama bangsa dan negara republik Indonesia, tidak membawa nama kerajaan ataupun nama suku atau etnis tertentu sebab merupakan perjuangan rakyat semesta.
Perubahan untuk meluruskan dan memurnikan sejarah merupakan kewajiban semua pihak dengan menggunakan literatur( perpustakaan) atau sumber dari pelaku sejarah serta saksi hidup yang dapat di pertanggun jawabkan keberadaannya pada saat peristiwa itu terjadi.
Cerita sejara yang di dapatkan dari tuturan komunitas tertentu turun temurun, yang tidak jelas sumbernya apalagi berdampak menghilangkan benang merah atau menghilangkan jejak peristiwa yang sebenarnya bukan hanya sulit di pertanggun jawabkan , tetapi justru dapat menimbulkan keraguan dan berbagai pertanyaan bagi generasi yang akan datang.
Pendudukan jepang meninggalkan dua akibat yang berkesan di hati rakyak kolaka, yaituh penderitaan dan tergugahnya kembali semangat patriotisme.
Secara fisik masyarakat masih sangat menderita bahkan hampir-hampir sampai pada titik kritis kemampuan mempertahankan hidup seperti kelaparan, ketakutan baik dari siksaan jepang maupun dari konsekwensi perang dunia II yang kesemuanya bermuara pada kematian sehingga harapan untuk hidup hampir-hampir hilang dan sirna.
Namun dibalik semua derita yang dibawah oleh jepang menjadikan dikalangan pemuda dan rakyat indonesia tumbuh semacam benih patriotisme, ketakutan dan ketergantungan dengan orang jepang dan cita – cita kemerdekaan yang sudah lama terselubung sejak saman pemerintahan Hindia Belanda, ini sudah terurai simpulnya, semangat patriotisme pemuda dan rakyat kolaka, secara pelan dan pasti, kembali bangkit serta sudah banyak diantaranya yang sudah mengenal senjata,dan taktik ilmu perang modern,berkat latihan dan pendidikan Kemiliteran Jepang untuk memenangkan perang Asia Timur Raya.(**)