UNAAHA, KORANSULTRA.COM – Sebuah tenda kecil dibangun dibawah pohon kakao berukuran 3X3 meter ini, merupakan kediaman Sugeng, salah seorang warga Desa Ambepulu, Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe.
Bapak dari dua orang anak ini, hanya bisa bersabar sembari menunggu janji pemerintah yang katanya bakal membuatkan rumah layak huni. Masih sangat jelas bekas tiang rumahnya, sebelum pemerintah merobohkan kediamannya.
Ia dijanjikan, bakal dibangunkan rumah layak huni, saat kegiatan lomba P2WKSS di Konawe, yang rencananya bakal diselenggrakan pada bulan oktober mendatang.
Rumah Sugeng, merupakan salah satu dari 42 rumah yang didata bakal dikonpesasi pemerintah Konawe. Namun, untuk menikmati rumah layak huni, petani serabutan itu harus hidup melarat dulu selama dua bulan.
Layaknya syair lagu bung Romah Irama, ”Bersakit sakit dahulu, lalu kemudian bersenag-senang” itulah yang dirasakan Sugeng, saat ini.
Tetangga Sugeng sendiri merasa gibah, soalnya Sugeng hanya bisa beristirahat di siang hari. Ketika malam hari Sugeng, hanya mengandalkan rumah orang lain untuk beristirahat.
“Sebelum 17 Agustus rumah saya sudah dibongkar. Saya awalnya menolak untuk dibongkar, tetapi mereka bilang jika bahan untuk pembangunan rumah saya telah siap. Makanya saya biarkan untuk bongkar,” ungkap Sugeng.
Kediaman Sugeng, merupakan kali pertama yang dibongkar, dari beberapa rumah warga. “Saya harap kalo bisa secepatnya dibangunkan kasihan. Masa saya harus menginap terus sama tetangga,” keluhnya.