Lasusua, Koran Sultra – Bupati Kolut, Nur Rahman Umar bersama Wakilnya H. Abbas menegaskan Pencapaian Program Revitalisasi tanaman perkebunan Kakao akan berhasil meningkatkan pendapatan perekonomian masyarakat atas dukungan semua pihak Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala Desa (Sekdes), pihak Bank dan tiga Profesor dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai pencetus peningkatan hasil kakao tiga kali lipat dari hasil panen yang terdahulu. Pembahasan rencana Revitalisasi tanaman Kakao berlangsung Di Desa Watuliwu Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra). Senin (06/11/2017) pagi.
Sosialisasi Revitalisasi Kakao dihadiri Anggota DPRD Kolut, OPD, 127 Kepala Desa dan 6 Lurah, pihak Bank dan Pendamping Desa. tiga Profesor ahli pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman, hingga perawatan lanjutan dalam pengembangan Revitalisasi Kakao yakni, Prof. Djuanda Djudda, Prof. Amin Yassi dan Prof. Yunus dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Prof. Djuanda Djudda menjelaskan Tanaman Kakao Diibaratkan seperti manusia, kita harus mengetahui apa yang dia inginkan tanaman tersebut, bukan kita paksakan tanaman Kakao sesuai keinginan petani, seperti pemberian pupuk berlebihan dan cara perawatan yang tidak sesuai dari perkembangan tanaman itu.
“Petani akan menanam atau menggunakan pupuk untuk tanaman kakaonya setelah melihat keberhasilan petani yang lain, ini yang harus diubah paradigma tersebut,” ungkapnya
Lanjut Prof Djuanda, langkah awal Sumber Daya Manusia (SDM) petani harus ditingkatkan dan diberi pengertian bagaimana cara pengolahan mulai dari bibit, pemupukan, pemeliharaan hingga berhasil.
” Insaallah dengan metode kami, para petani cengkeh maupun Kakao bisa panen raya dua kali dalam setahun, bukan lagi panennya setahun sekali tetapi,” ungkapnya
Para petani harus serius bekerja dan mengelola tanamannya, sebab keberhasil para petani tergantung keiklasan bekerja bersama pendampingnya. setiap pendamping atau tim nantinya akan melakukan pengawasan satu orang untuk 20 hektar tanaman Kakao. jelasnya.
Bupati Kolut, Nur Rahman Umar mengutarakan, sekitar 43.000 hektar (Ha) lahan Kakao yang tidak produktif untuk di Revitalisasi (peremajaan) yang masuk dalam program kerja tahun 2018 mendatang, besaran APBD jumlahnya tidak berbeda besaran anggaran 2017 saat ini. Instansi terkait harus fokus mengsukseskan program ini, bukan berarti menyampingkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.
“Ya mungkin kalau Dinas Pekerjaan Umum (PU) anggaran sebelumnya bermiliar-miliar, tahun 2018 mungkin hanya beberapa saja. Tetapi saya yakin, masing-masing Instansi telah memahami karena ini untuk mensejahterakan rakyat,” ujarnya,
Program ini untuk kesejahteraan masyarakat, jangan lagi ada masyarakat yang tidak memiliki tabungan karena panen yang sedikit dan uang hasil panennya untuk biaya mendesak lainnya. Revitalisasi atau peremajaan tanaman Kakao membutuhkan waktu yang lama, sementara para petani tidak ada pendapatan lain untuk penyambung hidup. ungkap Nur Rahman Umar
“Mengantisipasi hal tersebut Pemda Kolut sudah menyediakan bibit Tanaman Hartikultura (tanaman jangka pendek) sebagai penunjang kebutuhan sehari-hari Para Petani,” ungkapnya
Pemda Kolut sudah memberikan mandat Dinas Perindustrian untuk mencari Investor pembelian hasil Tanaman Hortikulura yang dihasilkan para petani saat panen melimpah. Sebab para petani akan kebinggungan, diamana akan menjual hasil panen seperti, Sayuran, Cabe, Jagung dan lain-lain. ungkapnya
Nur Rahman Umar menegaskan, tidak logis jika pembangunan Daerah diklaim sukses, sementara rakyat tidak sejahtera. Pihaknya sudah berupaya maksimal dan tinggal masyarakat yang tertindak. Sebab ia sudah sering melakukan komunikasi dengan pihak Pemerintah Pusat untuk melakukan lobi-lobi terkait rencana Revitalisasi Kakao tersebut.
“Saya sampai mengemis-ngemis hingga menanggalkan Jabatan saya sebagai Bupati Kolut, untuk mengejar anggaran dari pemerintah Pusat, malahan saya mengejar mereka sampai kebandara untuk meminta waktu sebentar untuk diberi bantuan, ini semua saya lakukan bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kesejahteraan Masyarakat Kolut,” ungkapnya.
Pihak perbankan juga diharapkan bisa membantu pemerintah dalam menyukseskan program tersebut. Bagi yang dipandang tak memberikan partisipasi, bupati bahkan mengaku akan menyampaikan langsung ke masyarakat agar tidak menabung di bank itu. “Bukan ancaman, tetapi pasti akan saya lakukan dan sampaikan ke masyarakat tidak usah menabung di bank ini dan itu, karena tidak membantu masyarakat,” tegas Nur Rahman Umar mantan Kadis Pertambangan ini.
Hal senada yang diungkapkan Wakil Bupati Kolut, H. Abbas, Dengan Revitalisasi Tanaman Kakao, insaallah Kabupaten Kolaka Utara akan kembali masa kejayaan sebagai penghasil Kakao yang terbesar dan terbaik seluruh Indonesia.
“Optimis keberhasilan sudah didepan mata, tinggal bagaimana mengimplementasikan program ini, dengan serius bersama stakeholders lainnya,” ungkapnya
Keberhasilan Program Revitalisasi bukan hanya tanggung jawab Pemkab Kolut, tetapi seluruh masyarakat petani bekerja sama untuk meraih kembali Rp, 3,8 triliun yang hilang pertahunnya dari hasil Kakao pada tahun sebelumnya. ungkap H. Abbas.
“Sosialisai Revitalisasi akan berlangsung dibeberapa Kacamatan, antaranya, Kecamatan Lasusua, Ranteangin, Kodeoha, Ngapa hingga berlanjut kekecamatan lainnya sebelum dilakukan praktek penanaman Kakao,” jelas H.Abbas.
KONTRIBUTOR : ISRAIL YANAS