Wakatobi, Koran Sultra – Wakatobi Wonderful Festival and Expo 2017 atau Wakatobi Wave 2017 resmi dibuka oleh Sekretaris Kementerian Kordinator Maritim Agung Purwoto mewakili Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang berhalangan hadir di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Saptu, (11/11/2017).
Parade budaya diawali dengan prosesi adat Karia’a Wakatobi yang menampilkan barisan tokoh adat, kontingen budaya masing-masing pulau, rombongan penari Lengko, karnaval kostum pesisir dan kendaraan hias Pesona Indonesia.
Anak-anak kecil Wakatobi tampil menggemaskan dengan menggunakan pakaian tradisional Wakatobi. Anak laki-laki memakai kain ikat kepala berwarna cerah dan mengunakan parang kayu (Tarian Sajo Moane) khas masyarakat asal pulau Tomia, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Anak perempuan pun tak kalah heboh. Mereka memakai hiasan kepala dari bunga – bunga dan aksesoris adat berwarna keemasan ( Tarian Lariangi) asal pulau Kaledupa, Wakatobi.
Rombongan ketua adat tampak berjalan di barisan paling depan. Mereka memakai pakaian adat lengkap dengan tongkat dan tombak (Tarian Tamburu Liya) asal pulau Wangi- Wangi, Wakatobi.
Sementara itu puluhan perempuan Wakatobi tampil menggunakan berbagai macam kostum bahari yang melambangkan kekayaan biota laut Wakatobi yang dikenal dengan daerah unggulan destinasi wisata selam terbaik di dunia.
Kostum mereka terlihat sangat meriah dan unik. Ada yang memakai kostum menyerupai berbagai spesies ikan dan terumbu karang. Perpaduan warna-warna cerah menambah semarak pergelaran Wakatobi WAVE 2017 sore itu.
Selain Parade Budaya tersebut, acara pembukaan juga ditambah dengan kemeriahaan penampilan Tarian Kolosal yang diperagakan oleh 1000 orang penari remaja putra-putri Wakatobi.
Tarian kolosal merupakan kolaborasi tarian adat dari empat pulau di Wakatobi, yaitu Tari Lengko asal pulau Wangi – Wangi, Tari Lariangi asal pulau Kaledupa, Tari Sajo Moane asal pulau Tomia, dan Tari Balumpa asal pulau Binongko.
Bupati Wakatobi H. Arhawi mengatakan Wakatobi WAVE 2017 adalah salah satu festival kebudayaan tahunan di kalender pariwisata nasional. Pemkab Wakatobi telah menggelar acara itu sebanyak tiga kali berturut-turut di setiap tahunnya dan Wakatobi Wave ini masuk dalam Top event Wakatobi.
Festival tersebut menjadi simbol bahwa masyarakat Wakatobi berkomitmen untuk menghargai dan menjaga kekayaan budaya bahari maritim Wakatobi.
“Kami konsisten dan komitmen untuk terus merawat khasanah kebudayaan maritim yang dimiliki oleh bangsa ini,” kata Arhawi.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi, Nadar, berharap Wakatobi WAVE 2017 mampu mengangkat potensi dan mempromosikan wisata di Wakatobi.
Dengan demikian, target peningkatan arus kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara bisa tercapai.
“Event ini diharapkan dapat semakin mengangkat potensi dan mempromosikan wisata di Wakatobi, serta mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan potensi sumber daya kelautan dan pariwisata,” ucapnya.
Wakatobi sendiri telah ditetapkan dalam 10 destinasi prioritas pariwisata di Indonesia. Empat pulau besar di Sulawesi Tenggara memiliki terumbu karang penghalang terbesar (Karang Atol Sepanjang 48 KM) di Indonesia dan kedua di dunia setelah Great Barrier Reef di Australia.
Sebanyak 50 titik menyelam dapat anda jangkau dengan mudah dari Pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko.
Pemkab Wakatobi berharap pagelaran Wakatobi WAVE 2017 mampu mendukung pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2017 ini, Selain itu, juga demi menggerakkan perekonomian masyarakat Wakatobi karena pembelanjaan wisatawan yang langsung kepada masyarakat.
KONTRIBUTOR : SURFIANTO NEHRU