Jembatan Putus, Nyawa Warga di Kolut Terancam

Jembatan penghubung yang berada di Dusun III, Desa Iwoimotaha, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara, nyaris putus diterjang banjir. , Foto: Fyan
Jembatan penghubung yang berada di Dusun III, Desa Iwoimotaha, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara, nyaris putus diterjang banjir.
, Foto: Fyan

LASUSUA, KORANSULTRA.COM – Jembatan penghubung yang berada di Dusun III, Desa Iwoimotaha, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara, nyaris putus diterjang banjir.

Akibatnya, sejumlah masyarakat yang mengandalkan akses jalan tersebut, harus mempertaruhkan nyawanya ketika melintasi sungai beserta dengan kendaraan mereka.

Kepala Desa Iwoimotaha, Samsul Bahri mengungkapkan, pihaknya sangat prihatin dengan kondisi warganya yang harus mempertaruhkan nyawa mereka dengan melintasi sungai yang lumayan agak deras. Ditambah lagi dengan kendaraan warga yang harus didorong untuk melintas.

“Ada jalan lain, hanya jaraknya lumayan jauh. Kalaupun warga mau lewat disitu, harus memutar hingga ke Lapai,” kata kades pada koran sultra.com, Rabu (22/11/2017).

Jembatan tersebut kata dia, merupakan jembatan yang dibangun secara swadaya bersama masyarakat. Jembatan ini juga merupakan akses utama yang menghubungkan antar dusun.

“Dusun III itu penduduk lumayan banyak. Ditambah lagi disitu ada pasar dan sekolah SD negeri,” katanya.

Dia berharap supaya pemerintah Kolut, dapat secepat mungkin memperbaiki jembatan tersebut. Agar masyarakat dapat melakukan aktifitasnya dengan lancar.

“Pihak BPBD Kolut sudah melihat dan mengukur jembatan itu, mudah-mudahan dapat secepatnya direalisasikan,” harapnya.

Jembatan penghubung yang berada di Dusun III, Desa Iwoimotaha, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara, nyaris putus diterjang banjir.
, Foto: Fyan

Menyikapi hal tersebut Ketua Komisi I Anggota DPRD Kolut Ansar Ahosa, menyatakan miris ketika melihat kondisi warga Desa Iwoimotaha.

“Saya juga ikut prihatin dengan kondisi mereka dengan menyeberangi sungai yang lumayan cukup deras akibat jembatannya putus,” katanya.

Namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi jembatan tersebut. Mengingat, jembatan itu masuk dalam lokasi kawasan hutan lindung.

“Kami memang mengusulkan anggaran di tahun depan untuk perbaikan jembatan. Namun kami juga terkendala dengan status lokasi jembatan tersebut. Apa lagi masuk dalam kawasan otomatis, kapan ada pelanggaran hukum jika dipaksakan,” jelasnya.

Untuk itu Ansar meminta, sekiranya Kades Iwoimotaha dapat menyisipkan sebagian Dana Desa untuk pembuatan jembatan yang telah rusak diterjang arus sungai.

“Bisa saja dianggarkan, kalau hanya ukuran jembatan 18 meter. Jika diperkirakan, anggarannya juga tidak akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 200 juta,” katanya.

Kontributor : Fyan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *