Raha, Koran Sultra – Program Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang melekat di Istansi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muna, tahun 2017 dan menelan anggaran sebesar Rp 9, 7 M APBN, diperuntukan kecamatan Katobu sebanyak 631 unit, dikeluhkan masyarakat, pasalnya pekerjaan proyek RTLH ini belum rampung.
Bahkan program masih menyisakan banyak persoalan dan belum rampung hingga Januari 2018. Padahal proyek ini dikerjakan sejak tahun 2017 dan harus rampung bulan 11 tahun 2017.
Sebelumnya pembangunan RTLH terlaporkan, di Kejaksaan Negeri (Kejari) Muna, oleh Arduk sebagai ketua Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gerak-Sultra) diduga ada markup.
Kembali ditemui masyarakat pemilik rumah, Jumat ( 5/1) warga Jamiun Kelurahan Raha 1 mengatakan bantuan bedah rumah yang mereka terima ini belum rampung.
” kami dibawakan seng 90 lembar yang 9 kaki, pasir 1 ret, semen 25 sak, kayu balok 10 batang, tanah 3 ret dan batu gunung 2 ret. Kami tidak tahu berapa harga bahan material ini, pihak toko yang bawa. Kalau dihitung hitung, belum cukup Rp 15 juta. Tapi kami tidak tahu, berapa harga bahan ini,” ucap pria tuna netra ini seraya menunjuk rumahnya yang belum rampung itu.
Hal senada juga dikatakan Rasak warga di Sumur Bata Raha.
” Kita heran juga ini, kenapa bantuan bedah rumah ini begini. Kita juga tinggal dibawakan toko material semen 25 sak, pasir 3 ret, batu merah 3.000 buah, seng 15 lembar. Kemudian papan entah kelas berapa 1/2 kubik dan balok 15 batang. Kalau saya hitung, belum cukup Rp 10 juta bahan meterial imi. Sementara dana bedah rumah ini Rp 15 juta perunit. Mana ongkos tukang belum ada juga. Sampai Januari 2018, belum ada lagi bantuannya, jadi tidak kelarmi ini rumah orang tuaku,” keluh Rasak.
Ditempat terpisah Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Kabupaten Muna Hayadi saat dikonfirmasi hal ini mengatakan belum rampungnya program bedah rumah tidak layak huni tahun 2017 ini, karena dana transfer dari pusat baru masuk ke Muna bulan Desember 2017.
” Dana tahap ke IV program ini baru ditranfer dari pusat ke kita tanggal 28 Desembet 2017. Jadi memang dana bantuan bedah rumah ini, belum cair semua. Tapikan tidak ada masalah, yang penting dana tahap akhirnya masuk dan tidak nyeberang tahun. Lagi pula uang itukan masuk di rekening masyarakat ,” kata Hayadi Minggu ( 7/1).
Namun ketika ditanya bahwa masyarakat penerima bantuan tidak pernah merima uang, selain bahan bangunan yang dibawakan pihak toko tampa diketahui berapa harga setiap bahan bangunan yang dibawakan, Hayadi mengatakan babwa masyarakat penerima bantuan sudah menanda tangani kontrak.
” Mereka itu sudah tanda tangan kontrak, kemudian kalau masalah bahan material belum cukup, memang dana tahap IV baru turun dari pusat tanggal 28 Desembet 2017. Pihak toko memang waktu itu, ragu memberikan bahan bangunan, karena waktu itu dana tahap akhir belum turun. Tapikan sekarang sudah turun, jadi kami tinggal menunggu laporan dari tim dilapangan atas perkembangan program ini,” pungkasnya.
KONTRIBUTOR : BENSAR