Wakatobi, Koran Sultra – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah mengadakan pertemuan untuk penandatanganan Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi pada hari Senin (5/3/2018) di Gedung Pesangrahan Taman Budaya Kabupaten Wakatobi.
Penandatanganan naskah kerjasama tersebut dilaksanakan di Gedung Pesangrahan dan rangkaian acara dialog publik di Patuno Resort yang melibatkan warga Wakatobi.
Hadir memberikan paraf pada MoU, Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah Bekraf (Deputi VI) , Endah W. Sulistianti. Dari pihak Pemkab Wakatobi dihadiri langsung oleh Bupati Kabupaten Wakatobi H.Arhawi, SE, Sekretaris Daerah Muh Ilyas Abibu, SE., MDM, Kepala Kejaksaan Negeri Wakatobi Dr Irfan, Para kepala OPD serta masyarakat pelaku ekonomi kreatif di Wakatobi.
MoU tersebut berisi tentang tujuan kesepakatan kedua belah pihak dalam pengembangan potensi ekonomi kreatif (Ekraf).
Bupati Wakatobi H. Arhawi SE mengatakan Kabupaten Wakatobi 97% Laut dan 3% daratan, Wakatobi juga masuk destinasi pariwisata 10 Bali Baru. Bentang laut nomor 3 setelah Bali dan Lombok, pemandangan bawah laut terbaik no. 2 setelah Raja Ampat
“Pelaku ekonomi kreatif diberikan edukasi dr bekraf. Pariwisata tanpa Ekraf itu minim daya saing. Begitu juga sebaliknya, Ekonomi Kreatif tanpa Pariwisata itu akan kehilangan pasar,” ujar Bupati Wakatobi H.Arhawi,SE.
Semenyara itu Deputi 6 Badan Ekonomi Kreatif RI, Endah Wahyu Sulistianti ST MFA Berharap sinergi Bekraf dengan Wakatobi dapat menambah PDB nasional sampai 1000 T
“Saya yakin Di kabupaten Wakatobi ini 3 subsektor unggulan Ekraf (kriya kuliner dan fesyen) sangat potensi dan sudah dikembangkan,” ujar Deputi 6 Bekraf.
Bekraf, melalui program IKKON, akan mengirimkan pelaku ekraf yang mendampingi pelaku ekraf di Wakatobi untuk mengembangkan ekraf dan melakukan pelatihan2 langsung selama 3-5 bulan dalam program live in designer.
Tantangan yang digaris bawahi mengenai Ekraf melalui survey BPS :
1. Walaupun berkembang dan tumbuh dengan pesat ada tugas-tugas yang harus diwaspadai untuk dikerjakan bersama yaitu masih ada ketimpangan antara Jawa-sentris dan Indonesia Timur.
2. Banyak pelaku-pelaku usaha di subsektor-subsektor yang sifatnya perorangan fan tidak memiliki badan hukum bahkan pertumbuhan start-up company sangat tinggi yaitu 19.79%
3. Ada subsektor yang nilai pertumbuhannya sangat tinggi yaitu Apps dan Games, Film, Seni Pertunjukan, DKV dan TV Radio ini memberikan alarm baru bagi dunia pendidikan kita apakah kita siap karena lembaga pendidikan yang ada di Indonesia saat ini sifatnya masih konvensional, diperlukan sebuah terobosan baru untuk menyiapkan kurikulum-kurikulum kokasional untuk mendukung subsektor-subsektor tersebut.
4. Pemahaman pelaku di daerah mengenai ukm dan ekonomi kreatif.
KONTRIBUTOR : SURFIANTO NEHRU