Lasusua, KoranSultra.Com – Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) berencana melakukan penyebaran bibit kakao ke sejumlah petani beserta dengan pupuk kompos diakhir tahun 2018.
Program revitalisasi Pemerintah Kolut ini telah memasok pupuk kompos dari Perusahaan Terbatas (PT) asal Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan jumlah sekitar 2.880.000 juta kilogram (kg) dimana, Proses pengadaannya sudah berjalan 70 Persen.
“Pupuk yang diadakan berupa kompos sesuai kontrak yang berjangka 120 hari itu per kg-nya dihargai Rp.1800. Itu sudah ingklut dengan PPN dan PPH-nya termasuk biaya transportasi,” kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Kolut, Muhammad Shadik, pekan lalu.
Menurutnya, Pemkab memilih pupuk kompos ketimbang yang berbahan kimia guna menyusuaikan dengan kondisi tanah agar lebih gembur dan memudahkan beradaptasi dengan tanaman.
”Agar tidak sekedar pesan, sebelum menentukan kualitas dan perusahaan yang dipercayakan terlebih dahulu merampungkan masukan baik dari konsultan teknis, akademisi yang dilibatkan dan lainnya yang teruji kualitas produknya,” jelas dia.
Soal pilihan produsen dari Sulsel, untuk kategori lokalan memang ada, namun tidak seberapa. Alasannya tidak lain terkait, kualitas produk perusahaan tersebut telah teruji karena minimal sudah melalui uji leb oleh instansi independen yang bekerjasama dengan pemerintah.
“Karena ini uang negara dan bukan pribadi hingga jangan kita selalu berpikir penggunaan uang negara harus menggunakan produk lokal petani,” ujarnya.
Alumnus Jurusan Agronomi UMI Makassar itu menambahkan, jika pengadaannya sudah final maka dananya siap dicairkan 100 persen. Pemkab berpatokan pada perpres yang baru nomor 16 tahun 2018 dengan memungkinkan pemberian uang muka atau sekitar 20 persen sebagai kucuran awal dari total kontrak yang disepakati.
“Harus tuntas sesuai kontrak karena akan diwarning jika tidak tepat waktu,” tegasnya.
Sebagian besar pupuk kompos tersebut sudah menyebar di tempat-tempat penampungan sementara di Kolut. Saat penyaluran bibit dilakukan juga akan diikuti pupuknya diserahkan ke para petani sesuai data calon penerima calon lahan (cpcl).
“Dari 2,8 juta kg pupuk itu dengan luas lahan tanam tahap pertama 2300 ha maka diestimasi per ha-nya petani bakal mendapat 900 kg,” tutupnya.
Kontributor : Fyan