
Lasusua, Koransultra.com – Sejumlah warga Desa Kalu-Kaluku dan Desa Lametuna, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), belum bisa menerima tawaran harga dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolut sebesar Rp 10 ribu, per meter untuk pembebasan lahan bandara.
Warga menilai harga yang ditawarkan oleh pemkab kolut terlalu murah.
“Harga yang ditawarkan kepada kami itu Rp 10 ribu, per meter dan kami anggap itu terlalu murah,” ungkap salah satu warga, Supriadi saat menghadiri Sosialisasi Rencana Pembebasan Lahan Bandara Kolut di kantor Kecamatan Mala-Mala beberapa waktu lalu.
Dia dan beberapa warga yang lahanya masuk dalam lokasi bandara, hanya berharap agar pemkab kolut mempertimbangkan ulang soal harga.
“Kami hanya minta agar harga tanahnya dinaikkan sedikit,” harapnya.
Sementara Plt Dinas Perhubungan, Yunus, mengungkapkan soal harga yang ditawarkan oleh pemkab Kolut, pihaknya hanya mengacu pada NGOP.
“Waktu zaman bapak Rusda dulu, harga yang ditawarkan cuman Rp 5 ribu, per meter,” katanya.
“Kami juga tidak bisa memaksa warga untuk menerima. Yang jelas kami dari pihak pemerintah tetap akan memutuskan harga yang cocok dipertemuan selanjutnya,” tambahnya.
Kontributor : Fyan