Wakatobi, Koransultra.com —Pembukaan Wakatobi Wonderfull Festival and Expo (Wave) 2018 berlangsung semarak. Kegiatan tersebut dibuka langsung Gubernur Sultra, Ali Mazi, Minggu 11 November 2018 malam.
Pesona Wakatobi Wave tak lengkap rasanya jika tidak menampilkan produk lokal khusunya kerajinan tangan masyarakat asli Wakatobi.
Melihat begitu besarnya antusias masyarakat, Bupati Wakatobi Arhawi begitu bahagia dan puas. Dia menegaskan, semua yang dilakukannya untuk kepentingan masyarakat.
“Terima kasih atas segala partisipasinya. Semoga acara ini berlangsung aman dan lancar hingga selesai,” harap Arhawi, Senin 12 November.
Lanjut dia, suksesnya acara ini semakin memperkokoh posisi Wakataobi sebagai 10 top destinasi pariwisata prioritas nasional.
“Presiden menyebutnya sebagai salah satu dari 10 Bali baru. Hal ini karena potensi pariwista dan keindahan alam laut Wakatobi sudah dikenal hingga mancananegara,” katanya.
Sedikitnya, ada 30 stand yang berada di lapangan Merdeka, Kecamatan Wangi-Wangi. Di sana ditampilkan beragam keunggulan dan keunikan daerah. Salah satu yang mencuri perhatian adalah hasil kerajinan dibuat oleh tangan-tangan terampil.
Tidak sedikit stand menampilkan hasil kreativitas masyarakat Wakatobi yang berhasil menarik minat pengunjung. Mulai dari tempat tisu, tempat lampu tidur, keranjang buah, gelas dari bambu hingga gantungan kunci terbuat dari tempurung kelapa.
Tak hanya itu, kerajinan masyarakat lokal terbuat dari berbagai bahan olahan sampah yg mudah di dapat, tempurung kelapa, bambu dan plastik yang disulap menjadi produk yang bernilai jual tinggi.
Selain mendapatkan apresiasi dari pemerintah, stand-stand tersebut nampak banyak disambangi pengunjung baik masyarakat sekitar maupun pendatang dari luar hingga turis asing.
Sekretaris Kabupaten Wakatobi, Muhammad Ilyas Abibu bersyukur atas pembukaan Wakatobi Wave yang berlangsung meriah. Apalagi ribuan masyarakat tampak menikmati agenda tahunan ini.
“Alhamdulillah, bisa kita saksikan. Semua menikmati pembukaan Wakatobi Wave. Antusias masyarakat cukup tinggi. Semoga acara ini bisa memberi dampak positif untuk kita semua,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nadar mengungkapkan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam mensukseskan Wakatobi Wave tahun ini.
Meski anggaran diakuinya lebih sedikit dibanding tahun lalu, namun kemeriahan festival budaya ini layak diacungi jempol.
“Saya kira dengan melihat antusias dan partisipasi masyarakat semakin menambah meriahnya Wakatobi Wave tahun ini. Perlu diingat bahwa kekuatan pentingnya itu adalah dukungan dari masyarakat dan seperti yang kita lihat bersama bagaimana masyarakat kita bersatu meski berada di pulau yang berbeda,” jelasnya.
Selain kerajinan tangan, olahan kuliner buatan masyarakat Wakatobi juga menjadi salah satu incaran yang tak bisa dipandang sebelah mata. Beragam olahan yang telah dibungkus dengan kemasan juga terpampang rapi di beberapa stand. Termasuk olahan abon ikan tuna, stik dari ikan, kerupuk yang dibuat dari ikan hingga mie dari rumput laut.
Rojali, salah seorang petugas menjaga stand yang merupakan binaan Sentra Penyuluhan Kehuatanan pendesaan Koncu, Patua Wali pulau Binongko menyebut saat pembukaan Wakatobi Wave sudah banyak hasil jualannya yang laku.
“Meskipun Kuliner dan kerajinan yang kami buat banyak terjual, tapi tetap menerima saran dari masyarakat. Alhamdulillah, kegiatan ini bisa menjadi sarana promosi produk ke masyarakat sekitar maupun di luar Wakatobi,” tukasnya.
Sekadar diketahui, rangkaian kegiatan ini akan dututup, Selasa malam (13/11). Sebelum penutupan yang akan dimeriahkan artis ibu kota, ada juga panjat pinang di atas laut dan masih banyak lagi agenda malam yang bisa disaksikan di lapangan merdeka sebagai lokasi utama Wakatobi Wave tahun 2018.
Kontributor : Surfianto