
Baubau, Koransultra.com – Satpolair Polres Baubau, menggelar sosialisasi penertiban dan penegakan hukum organisasi faham radikalisme dan anti Pancasila. Kali ini sasarannya, adalah masyarakat di sekitar Pesisir, Kelurahan Koubula, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Kamis (29/11/2018).
Kegiatan ini, merupakan program Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dalam antisipasi perkembangan faham radikalisme di Indonesia khususnya di wilayah pesisir.
Acara sengaja digelar secara terbuka. Polisi memanggil perwakilan masyarakat untuk menerima senter bendera merah putih dan bingkai bertuliskan Pancasila.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri langsung Kasat Polairud AKP Ganie, yang didampingi Lurah Koubula Hibali, serta Ipda Fajiri.
AKP Ganie menyebut ada empat macam radikal yang perlu diketahui masyarakat yaitu, paham radikalisme secara umum, paham radikalisme menurut agama, tindakan radikalisme dapay, serta tindakan radikalisme secara teror melalui bom untuk meresahkan masyarakat.

“Paham radikalisme secara umum yaitu paham yang dibuat oleh suatu orang, kelompok atau organisasi tertentu dengan cara radikalisme atau kekerasan. Sedangkan Paham radikalisme menurut agama yaitu menciptakan suatu perubahan secara drastis dengan cara kekerasan dan radikalisme,” jelas AKP Ganie, Kamis 29 November 2018.
Sedangkan tindakan radikalisme dapay yaitu menciptakan ketakutan di Masyarakat.
“Kalau kita gaungkan, semakin bangga bagi para pelaku teroris karena tujuannya menciptakan rasa takut dimasyarakat. Tujuannya yaitu mengganggu stabilitas kehidupan dimasyarakat,” terang Kasat Polairud ini.
Selanjutnya tindakan radikalisme, yaitu tindakan yang dapat mengganggu masalah ekonomi.
“Dengan adanya teror tersebut, masyarakat akan resah. Untuk itu apabila mendengar adanya aksi teror, masyarakat jangan menyebarluaskan, cukup mengetahui saja dan apabila melihat laporkan kepada pihak yang berwenang untuk menanganinya,” katanya.

Sedangkan anti Pancasila kata dia yaitu, aksi yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang bertujuan untuk menggantikan Ideologi Pancasila.
“Seperti contoh Hizbut Tahrir di timur tengah, jangan sampai paham tersebut masuk dan mengganggu Indonesia yang
mayoritas Islam. Hizbut Tahrir ini menganggap Ideologinya sebagai ldeologi Islam yang tujuannya Khilafah Islam atau Negara Islam
Kekhalifahan baru akan menyatukan komunitas Muslim dalam Negara Islam yaitu kesatuan dari negara negara yang mayoritas muslim. Paham tersebut tidak sesuai di Indonesia yang mayoritas Muslim dengan Ideologi Pancasila,” jelas AKP Ganie, pada sejumlah warga di Baubau.
Kontributor : Aji Syaputra