Probolinggo, Koransultra.com – Minggu pertama sejak Natal dan Tahun Baru 2019.
Suasana perayaan mulai memudar namun tidak mengendurkan kewaspadaan dan kepedulian diantara sesama dalam menjaga kenyamanan dalam menjalankan peribadatan umat Nasrani di gereja-gereja seperti yang dilaksanakan di Gereja Pantekosta, Gereja Pondok Daud dan Gereja MBK di wilayah Kota Probolinggo.
Itulah yang selalu dilakukan di hari Sabtu dan Minggu selama umat Nasrani melaksanakan peribadatan seperti yang dilakukan oleh Sertu Sunaryo dan Sertu Suparjan anggota Koramil 01/Kanigaran di Gereja Merah atau masyarakat menyebutnya Gereja Merah (06-01-19).
Kedua personel ini berjaga bersama-sama dengan anggota dari Polresta dan pengamanan swakarsa yang diselenggarakan oleh internal gereja.
“Gereja Merah masuk dalam daerah binaan kita berdua sehingga kapan waktunya maka kita sama-sama berjaga dengan rekan kepolisian. Kegiatan di gereja ini bisa dikatakan cukup padat mulai dari hari Sabtu sampai dengan Minggu dan pada hari Minggu dilaksanakan kebaktian pagi dan sore”, ucap Sertu Suparjan. Bila diperhatikan, sekitar 500 orang para jemaat memghadiri Kebaktian Rutin yang dipimpin oleh Romo Hugo.
Rutinnya berjaga sehingga tidak menjadi canggung lagi. Bila sebelum atau setelah acara maka sesekali bercengkrama dengan jemaat.
“Tidak ada yang harus kita bedakan untuk bertegur sapa atau bersosialisasi”, tambah Sertu Suparjan. Keberagaman bagi kita bukan jadi hal yang aneh dan karena Indonesia maka keberagaman menjadi hal yang lumrah. Namun, bukan untuk menjadi pertentangan atau perpecahan dan justru harus menjadi kekuatan.
Kegiatan pengamanan ini akan terus berlanjut dan tidak akan pernah berakhir dan dipandangnya bagi personel yang bertugas sebagai kegiatan rutin yang tidak bisa ditinggalkan (kewajiban).
Kami berada di sini sebagai bentuk sosialisasi tidak langsung bagi semua warga beragama untuk sama-sama menjagakan kondisi lingkungan agar tetap kondusif sampai kapan pun dan menjadi tanggung jawab bagi semuanya. Harapannya, bukan hanya petugas keamanan saja yang hanya berpikir menjaga keadaan selalu aman tetapi menjadi implementasi warga sebagai bentuk kesadaran, ditimpali Sertu Sunaryo.
Kontributor: Ahmad Sugeng Laksono