
Raha, Koransultra.com – Kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak diantarnya, Kabupaten Muna pada tahun 2020 mendatang, pasalnya mulai memanas dan polemik dikalangan masyarakat baik melalui netizen.
Sirajuddin Haq S. Sos, selah satu elemen generasi muda, menyampaikan, para bakalan Calon (Balon) Bupati Muna seharusnya berkompetisi dengan ide dan gagasan. Level politik kita tidak lagi berada hanya dalam ranah citra atau popularitas si calon, bukan hanya mementingkan popularitas atau melihat track record-nya.
Menyebut, Para konstestan politik, harus menghadirkan solusi atas permasalahan dan inovasi untuk kemajuan. Untuk itulah butuh gagasan, bukan hanya mengumbar senyum untuk rakyat. Ranah ide dan gagasan pun nanti juga akan bisa kita lihat pada baliho-baliho para calon.
“Apakah isinya seperti biasa, terdapat foto dan slogan normatif yang tidak jelas indikator dan pembuktiannya, atau ada sesuatu yang baru dan menarik. Apalgi baliho yang tidak mengandung pesan pada gambar hanya sekedar jual tampang. Harusnya menampilkan ide, gagasan dan terobosan, baru,” ujarnya Kamis 01 Agustus 2019.
Kemudian, apakah balon memaparkan keberhasilannya ketika pernah menjabat, mislanya wakil rakyat atau jabatan politik lainnya? agar menjadi indikator rakyat, kalau hanya menampilkan dirinya bahwa dia yang terhebat atau tanguh, tentu ini belum maksimal, sebab masyarakat yang akan menilai.
“Saya menganalisa, politik memanas dampak oknum memiliki kepentingan atau kecewa semata, misalanya dari pemerintah sebelumnya tidak terpenuhi kebutuhannya,” cetus, jebolan Universitas Haluoleo (UHO) ini pada awak media.
Masi dia, Popularitas bukan hal yang substansi, karena menjadi politisi dan ikut kontestasi politik bukan untuk menjadi selebritis. Toh, popularitas tidak menjawab kebutuhan rakyat dan daerah.
“Jika citra yang menjadi andalan, nalar kritis menjadi teredam. Baliho-baliho hanya menghadirkan foto-foto dan slogan yang mudah diingat. Slogan pun juga bersifat normatif, seperti “bersih, jujur, adil dan sebagainya”. Diskursus dalam hal ini tidak akan berkembang, malah hanya akan menimbulkan tanda tanya yang mendasar. Dan politik tidak akan naik kelas, jika fenomena ini terus berlanjut,” kritiknya.
Pihaknya berharap, kepada balon bupati yang masih menjabat tetaplah fokus pada tanggung jawab utama jangan mengabaikan amanah dalam menjalankan tugas.
“Karena itu menampakan sikap tidak konsisten nya terhadap amanah, karena seorang pemimpin adalah panutan di mata birokrasi nya maupun rakyat,” katanya.
Kontributor: Bensar Sulawesi