Opini : Laode Pendemo
Tak terasa 74 tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia melewati dan menjalani proses sebuah perjuangan, dan berbuah kemerdekaan. Tak ketinggalan, nikmat kemerdekaan menimbulkan euforia korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) menempel pada urat nadi di negeri ini. Terbayang seperti para penjajah yang menjajah bangsa indonesia di jaman tempo dulu.
Metode KKN, ala baru penjajahan rakyat. Dampaknya pasti masyarakat kecil tertindas. Sebagian efek, hadir pengangguran diberbagai pelosok, barisan kemiskinan kian memuncak. Penjajah gaya baru berasal dari Negeri sendiri, biasa tidak lekang kongkalikong bersama negara lain.
Bapak Proklamator Ir. Soekarno perna berkata perjuanganku lebih mudah karna mengusir penjajah, tapi perjuangan kalian akan lebih sulit karna melawan penjajah yang berasal dari bangsa sendiri. Kalimat itu, bukan tanpa makna atau sebatas ungkapan. Istruksi Presiden No. 1 di Republik Indonesia itu, melihat seluruh pemuda Bangsa Indonesia, mengawal dan terus menjaga keutuhannya menuju kemerdekaan yang hakiki.
Zaman ke zaman berbagai penjuru, pemuda merupakan ujung tombak perjuangan perubahan hapuskan rezim yang zholim. Namun disayangkan, tidak sedikit pemuda masuk perangkap dan menjadi menjilat dari penguasa zholim. Disisi lain, masih terbangun semangat barisan pemuda, parlemen jalanan benteng revolusi, mental pejuang jalanan demi perubahan murni demi masyarakat
Ketua Barisan Orator Masyarakat Kepulauan Buton (BOM KEPTON) Roziq Arifin biasa dikenal Laode Pendemo, kembali menegaskan, seluruh pemuda se-kepulauan buton, bertindak sebagai seorang pahlawan kemerdekaan. Melihat, dan belajar atas proses keberhasilan dan kehebatan pejuang kemerdekaan. Kepahlawanan mereka, merebut kemerdekaan dari tangan oara penjajah, untuk mewujudkan pernyataan dan pengakuan Kemerdekaan Republik Indonesia dimata Dunia.
Masih terasa hangat, kita renung kembali, dikesempatannya, Bung Karno pernah berkata, jika dalam diri seseorang masih memiliki rasah malu dan rasah takut untuk melakukan kebaikan maka jaminan bagi dirinya adalah tidak ada kemajuan selangkahpun dalam dirinya.
Sedikit beri pandangan, Laode Pendemo dalam opininya, bahwasanya sebagai motivasi kuat keseluruh pemuda indonesia, tingkatkan keberanian, rasah percaya diri setiap pijakan langkah bersama kebenaran. Bukan sekedar kenikmatan sesaat, tapi bagi kebaikan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Saat santai disalah satu kedai kopi di Kabupaten Wakatobi, dikesempatannya, Laode Pendemo sekaligus merampungkan opini ini, mengatakan, pemuda jangan perna berhenti meningkatkan jiwa kritis yang di aplikasikan dalam dunia demonstrasi. Demonstrasi adalah progres roda utama mereview pemerintah agar lebih berhati-hati dalam bekerja demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang ridhoi oleh Allah SWT.
Penghujung catatan pejuang jalanan. Laode Pendemo menyerukan semangat. Wahai pemuda bangsa indonesia, jiwa yang tak gentar walau peluru panas menembus tuubuh, jangan pernah henti mengawal kemerdekaan. Biarlah, kerang racun yang menghancurkan daerah sedikit-demi sedikit semakin tersumbat. Jika berhenti, dan siapapun yang ingin mencoba berhenti, tak lain adalah mangamini dan meligitimasi hal yang salah dan tindakn membiarkan begitu saja, tentu menginginkan daerah perlahan hancur.
KONTRIBUTOR : ATUL WOLIO