Kameko di Muna Dibuat jadi Bahan Bakar

Pohon Aren, bahan baku dari Kameko (Minuman Tradisional warga Muna)
Pohon Aren, bahan baku dari Kameko (Minuman Tradisional warga Muna)

Raha, Koransultra.com – Potensi aren (Kameko bahasa daerah) di Kabupaten Muna, terdapat sekitar 403,80 hektar yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Melihat potensi tersebut, Pemda Muna berencana mengubah aren menjadi bahan industri etanol dengan menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Sekda Muna, Alibasa mengatakan program ini nantinya dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Namun, ia mengakui untuk mengeksekusi program ini di masyarakt diperlukan regulasi dengan pendekatan kearifan lokal.

“Mungkin perlu didukung regulasi yang disesuaikan dengan kearifan lokal karena aren selama ini umumnya dibuat menjadi arak,” katanya, Senin 09 September 2019.

Sementara itu, pihak LIPI sendiri mengaku telah sepakat untuk mengembangkan pengolahan aren ini. Salah satu poin kerja sama yang disepakati adalah LIPI sebagai provider teknologi penyimpanan dan penyulingan aren.

“Tahap awal yang dilakukan pihak LIPI adalah melakukan sosialisasi pemanfaatan bioetanol untuk alternatif bahan bakar kompor,” terang Kepala Pusat Penelitian LIPI, Arthur Ario Leleno.

Arthur mengaku pihaknya memang mengembangkan aren untuk diolah menjadi etanol yang kemudian dimanfaatkan untuk subsidi bahan bakar gas.

“Dengan teknologi kita mencoba meningkatkan ethanolnya yang semula kadar yang ada di masyarakat baru 5 – 10 persen. Namun dengan sentuhan teknologi bisa meningkat sampai 40 persen, sehingga kosentrasi ini bisa mempunyai nilai tambah terhadap produksi,” jelas Arthur.

Etanol sendiri banyak memiliki fungsi baik untuk obat yang diproduksi melalui industri farmasi maupun sebagai bahan bakar gas.

“Memang di berbagai tempat dikonsumsi sebagai minuman beralkohol, tetapi manfaat lain bisa digunakan sebagai energi ataupun antiseptik pada industri farmasi,”jelasnya.

Selain itu melibatkan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) WUNA yakni agroteknologi, Agrobisnis, budidaya Perairan dan kehutanan untuk, ilmu pengembangan teknologi di LIPI maupun dimigas yang bisa sproting.

Meskipun STIP WUNA, masi minim laboratorium dengan adanya MOU ini menjadi pintu masuk mahasiswa yang mengunakan fasilitas Institut Pertanian Bogor (IPB)

“Terkait kerja sama dengan LIPI tentu peran kampus terhadap mutu kualitas aren. Setiap petani tentu menghasilkan yang berbeda-beda apakah ada pengaruh budidaya. Jadi kita harapkan pengembangan teknologi di kampus agar lebih maju lagi,”ujar ketua STIP WUNA La Ode Hidayat Bolu.

Kotributor: Bensar Sulawesi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *