Dua Desa di Kolut Kecipratan Dana Rp300 Juta dari Kemensos

Ketgam : Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kolut, Munawar Halil, saat menggelar rapat bersama perwakilan dari Desa Patowonua, Kecamatan Lasusua. Foto Istimewa
Ketgam : Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kolut, Munawar Halil, saat menggelar rapat bersama perwakilan dari Desa Patowonua, Kecamatan Lasusua. Foto Istimewa

Lasusua, Koransultra.com – Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), kepicrak bantuan dana sebesar Rp300 juta dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kolut, Munawar Halil mengatakan dana dari Kemensos tersebut telah menyisir sekitar 40 wilayah sejak 2010 silam.

“Kalau untuk Kolut ada dua Desa yang dapat. Yakni desa Patowonua dan Lambai. Masing-masing dua Desa itu dijatah Rp.150 juta,” ujar dia, Senin (14/10).

Lanjut Munawar Halil, dana tersebut terbagi dua kategori yakni fisik sebesar Rp100 juta dan selebihnya non fisik.

“Tetapi disini saya garis bawahi jika bantuan ini dalam pengerjaannya tidak diikuti upah pekerja. Kementerian menyalurkan bantuan ini dengan harapan bisa dikerja secara gotong-royong oleh masyarakat desa penerima,” ungkap Munawar.

Program ini kata dia, menyasar setiap program yang ada di Desa. Mulai dari fasilitas dialog antar warga hingga bantuan fisik. Baik rabat jalan, drainase hingga rehab rumah ibadah.

“Masih ada sekitar 110 desa yang diupayakan diusulkan permohonan dalam bentuk proposal ke pusat. Kami berharap bisa disetujui,” pinta Halil.

Halil berharap kepada setiap warga yang menerima bantuan agar nantinya lebih serius dalam mengelolah anggaran tersebut.

“Kalau tidak serius kami serahkan kepada pihak yang mau. Makanya kami selalu membuka dialog di desa untuk mendengar apa kebutuhan masyarakat umum. Olehnya itu kehadiran warga dalam forum sangat kami tinggu,” ucapnya.

Halil juga menambahkan, pihak Pemda Kolut masih mengupayakan kembali bantuan tersebut ditahun depan sesuai program keserasian sosial yang melekat pada bidang masing-masing.

“Sebagai bentuk pertanggung jawaban, kami mendokumentasikan setiap proses pelaksanaan untuk dikirim ke pusat,” katanya.

“Kita tidak pernah absen terima setiap tahun. Karena sejauh ini, program yang disalurkan ke desa selalu dikerja secara gotong-royong. Ini yang harus kita rawat dan pertahankan,” pungkasnya.

Kontributor : Fyan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *