Kendari, Koransultra.com – Permasalahan kesehatan selalu menjadi prioritas pemerintah dalam rencana pembangunan baik secara nasional maupun daerah. Maka setiap stakeholder yang berhubungan dengan kesehatan wajib menjadikannya target kerja, sebagai andil dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat. Tak terkecuali institusi pendidikan seperti kampus.

Universitas Halu Oleo, khususnya Fakultas Kedokteran menjadikan kesehatan sebagai isu penting yang mesti diselesaikan. Terlihat dengan memasukkan tes kesehatan dalam pelaksanaan seleksi penerimaan calon mahasiswa baru UHO. Seleksi kesehatan bukan hanya untuk para calon mahasiswa program jurusan kesehatan, tetapi untuk semua jurusan yang terdaftar di perguruan tinggi negeri terbesar di Sulawesi Tenggara itu. Salah satu pemeriksaan kesehatan yang harus dilalui para calon mahasiswa baru adalah tes buta warna dan visus mata.

FK UHO Periksa Buta Warna dan Visus Mata Siswa di Anggalomoare

Bentuk implementasi lainnya oleh Fakultas Kedokteran UHO, adalah melakukan pengabdian masyarakat dengan turun langsung ke sejumlah sekolah yang berada di Sulawesi Tenggara untuk melakukan screening awal buta warna dan visus mata. Sehingga jika lebih awal status mata seseorang diketahui, maka dapat lebih awal juga seseorang menentukan bidang pekerjaan dan potensi diri yang kira-kira dapat dikembangkan di kemudian hari.

Pada 15 November 2019 lalu, tim pengabdian dosen FK UHO yang terdiri dari dr. Arimaswati M.Sc, Parawansah S.Si, Apt, M.Kes, dr. Agusalim Ali SpAn, M.Kes, Pranita Aritrina S.Si, M.Sc, dan Yenti Purnamasari S.Si, M.Kes, melaksanakan pengabdian masyarakat dengan sasaran siswa Sekolah Menengah Atas di daerah Kecamatan Anggalomoare, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya Desa Anggalomoare Jaya.

Menurut ketua tim, dr. Arimaswati, dalam kehidupan sehari-hari warna merupakan bagian yang sangat banyak digunakan baik di rumah maupun untuk pekerjaan. Pemilihan dan identifikasi warna merupakan aspek yang penting untuk mengenali suatu objek. Dalam hal pekerjaan, kemampuan membedakan warna dengan baik dapat mempengaruhi posisi yang akan ditempati. Mengabaikan kemampuan penglihatan warna secara normal dapat mengakibatkan hasil kerja yang buruk, atau dapat menyebabkan kecelakaan yang dapat mengimbas pekerja, lingkungan kerja bahkan masyarakat umum.

“Sudah banyak kejadian yang ditemukan pada seleksi calon mahasiswa baru Universitas Halu Oleo, dengan gangguan visual mata tidak dapat memasuki program pendidikan tertentu yang mungkin telah menjadi cita-cita sang calon mahasiswa yang sudah lama diimpikan,” kata dokter Ari.

Sebagai upaya mencegah terulangnya kembali, diharapkan dengan dilakukannya pengabdian ini, dapat memberikan gambaran status buta warna dan visus mata pelajar SMA di Kecamatan Anggalomoare, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah setempat yang menjadikan kesehatan sebagai program utama. Hasil yang diperoleh juga dapat menjadi gambaran pribadi dan motivasi untuk penentuan rencana pengembangan masa depan di bidang pendidikan dan pekerjaan.

“Termasuk saat pemilihan program studi dan dalam pemilihan pekerjaan yang tepat. Hasil ini akan mendukung pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan tentunya akan bermuara pada kemajuan pembangunan bangsa,” terang dokter Ari yang juga dosen FK UHO ini.

Program pengabdian masyarakat dosen FK UHO ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui pemeriksaan buta warna dan visus mata, mendorong terwujudnya learning community atau learning society terkait kesehatan khususnya tentang kesehatan mata kepada masyarakat secara tepat dan benar untuk meningkatkan kualitas kesehatan, mendekatkan pelayanan kesehatan untuk menjangkau masyarakat yang kurang mampu secara keseluruhan, dan kerjasama antar berbagai pemangku kepentingan untuk deteksi dini beberapa gangguan penglihatan seperti buta warna dan visus di Desa Anggalomoare Jaya.

“Diharapkan produk dari kegiatan yang akan dicapai oleh tim pengabdian dosen ini, adalah terbentuknya masyarakat yang sadar akan dampak penyakit gangguan penglihatan, kemudian terbinanya kader kesehatan masyarakat yang peduli dan sadar untuk melakukan pola hidup sehat sebagai pencegahan penyakit degenerative. Hasilnya bagi masyarakat kelompok sasaran, adanya perbaikan status kesehatan masyarakat melalui pemeriksaan buta warna dan visus mata, serta mengetahui potensi diri sasaran peserta pengabdian guna menunjang pendidikan dan rencana pengembangan karir di masa depan,” tutup dokter Ari.

Editor: Gugus Suryaman

Desain Terbaru

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here