Pokir Dihapus, Ketua Fraksi Demokrat Geram

Ramlan, ketua fraksi Partai Demokrat.
Ramlan, ketua fraksi Partai Demokrat.

ANDOOLO, KORANSULTRA.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) melalui Faraksi Partai Demokrat angkat bicara terkait adanya sejumlah Pokok Pikiran (Pokir) yang dihapus oleh pihak eksekutif.

Ketua fraksi Partai Demokrat, Ramlan mengatakan terkait dengan alokasi anggaran dan Refocusing sudah direalisasi anggaran di tahap pertama sebesar 45 miliar untuk penanganan Covid-19.

“Mengenai Pokir ini sudah tersosialisai kepada masyarakat pada saat kegiatan reses masa sidang pertama di dapil masing-masing, bahwa sejumlah kegiatan seperti drainase dan lainya yang anggaranya tidak besar akan di adakan tahun ini, namun faktanya ini banyak yang di hapus,” ucapnya, Rabu (3/6/2020).

Akan tetapi lanjut Ramlan, kegiatan yang sifatnya besar (Miliaran) serta kegiatan yang tidak urgen tidak direlokasi oleh Pemerintah. Hal ini sangat kami sayangkan kebijakan yang dilakukan pihak eksekutif dan berkesan sepihak khususnya kami yang di fraksi Partai Demokrat.

“Uniknya kegiatan besar seperti pengaspalan dan pembangunan tugu monumen, yang memakan anggaran miliaran tidak mendapatkan relokasi, tetapi pekerjaan yang sifatnya kecil dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat mala di relokasi,” ungkap Ramlan.

Kemudian, yang menarik juga adalah seperti titik pengaspalan di halaman gedung Islamic Center, sementara kita ketahui bersama kegiatan MTQ ini belum tentuh dilakukan tahun ini, mengingat masa Pandemi Covid-19 yang belum diketahui statusnya sampi hari ini. Sehingga kami beranggapan ini dilakukan secara tergesa-gesa tanpa memikirkan asas mamfaatnya, sementara yang menjadi buah pokok-pokok pikiran Dewan saat turun reses itu yang ditiadakan.

“Yang lebih menarik lagi adalah seperti
perencanaan pembangunan asrama konsel yang telah disepakati anggarannya, kok dalam perjalananya tiba-tiba dihilangkan dan ini kita ketahui bersama sudah mulai dari tahun kemarin di bahas kemudian memberikan janji kepada mahasiswa. Dugaan kami disini seperti ada permainan tipu-tipu yang dilakukan pemerintah mengapa demikian, anggaran pembagunan gedungnya di alokasian 1,5 Miliar sementara pengadaan tanah untuk membeli tidak ada anggaranya, kan aneh. Lalu kita mau bagun dimana gedungnya kalau bukan di atas tanah, tidak mungkin di atas langit,” tegas Ramlan.

Kontributor: Kasran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *