ANDOOLO, KORANSULTRA.COM – Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) kini menjadi pusat perhatian publik. Sebab tetap menggelontorkan anggaran Miliaaran untuk pengembangan jaringan pada Sarana Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Basala meski diketahui tidak beroperasi. Kamis, (11/6/2020).
Seperti yang di ketahui bahwa, SPAM IKK Basala meliputi Desa Basala, Desa Epeesi, Desa Lipu masagena dan Desa Iwoi mondoro yang sampai hari ini tidak berjalan dengan mulus alias macet. Hal tersebut diketahui saat kegiatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Konsel turun lapangan dalam kegiata Monev tersebut.
Dinas PU-TR Konsel melalui Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya, Evi Susanti Asis, ST., MT saat ditemui awak media ini mengatakan, pihaknya telah beberapa kali duduk bersama dengan pihak PDAM terkait dengan pengoprasian SPAM IKK Basala, namun tidak menemukan hasil.
“Sebenarnya fasilitasnya lengkap dan masih dalam kondisi baik, hanya memang kendalanya adalah biaya operasional mesin pembangkit listriknya yang tidak ada, dan itu PDAM yang harus mengadakan,” ungkapnya.
Evi mengaku, terkait dengan pengembangan jaringan pipa menuju ke rumah-rumah warga memang diadakan melalui bidang Cipta Karya (CK) sebesar 1,5 Miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) reguler.
“Laporan PDAM yang kami terima saat rapat evaluasi untuk Sambungan Rumah (SR) mencapai 800, sementara untuk beban pembangkit listriknya sebesar 4.500, 000 dan mereka tidak bisa mengadakan itu,” ucapnya.
Evi menambahkan saat uji coba pertama kali pengoprasian pompa air menuju rumah-rumah warga beroperasi dengan baik. Namun untuk kelanjutannya pihaknya tidak mengetahui lagi.
“Saat uji coba pengoperasianya berfungsi dengan baik, tetapi untuk selanjutnya kami tidak mengetahui lagi karna kami hanya mengadakan fasilitasnya, untuk selanjutnya itu sudah menjadi bagian dari pihak PDAM,” jelasnya.
Sementara itu, Ansar mantan Direktur PDAM Konsel saat di hubungi melalui via telefon selullernya mengatak, kendala dari pengoperasian SPAM IKK Basala dan di beberapa titik lainnya akibat dari suntikan dana dari pemerintah yang tidak ada, sehingga operasiaonal tidak dapat berjalan.
“Untuk SPAM IKK Basala memang sempat beroperasi saat uji coba saja, tetapi selanjutnya tidak lagi. Karena dukungan anggaran awal dari pemerintah tidak ada. Mana bisa jalan sementara pelanggan hanya sekian, sementara biaya yang harus di keluarkan lumayan besar, dari mana kita mau ambilkan anggaran,” katanya.
Untuk SPAM IKK di konsel, lanjut Ansar ada 8 (delapan) titik, tetapi yang beroperasi sampai saat ini hanya 3 (tiga) yaitu Mowila, Kolono dan Landoono karena menggunakan daya dari sinar surya, untuk yang lainnya tidak lagi karena menggunakan mesin Dissel.
“Saya beberapa kali menyampaikan dalam rapat evaluasi dengan unsur terkait, meminta suntikan anggaran dari pemerintah untuk modal awal pengoperasian. Namun sampai saya memundurkan diri belum juga terealisasi. Intinya harus ada dukungan penuh dari pemerintah, jika tidak saya yakin tidak bisa berjalan PDAM itu,” tutupnya.
Kontributor: Kasran