Baubau, Koransultra.com – Sejumlah pemuda yang bersatu dalam Aliansi Korps Mahasiswa Nasional Demokrasi (Komando) Kota Baubau bersikap keras menolak Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China.
Itu antara lain dikarenakan, beberpa poin pertimbangan sosial dan kesehatan yang perlu dikedepankan oleh Pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Mengingat, selain Sultra masih tahapan berjuang melawan pandemi covid-19, sekaligus menjaga bagaimana perasaan yang dialami masyarakat.
“Kita tidak ingin psikologis masyarakat seperti ditekan hanya karena kepentingan sepihak,” jelas Ketua Komando, Ilham Sakti Sukma, melalui pesan WhatsApp. Senin, (22/5).
Lagi, ia menuturkan tentu berpotensi konflik horizontal yang akan terjadi disebabkan pro dan kontra dengan kehadiran TKA China.
Bicara soal pemberdayaan, Ilham menerangkan, dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) pada masyarakat lokal khususnya, bisa saja timbul kecemburuan sosial antara pekerja lokal dengan TKA China.
Dilansir Detik.com (6/4), Kemunculan virus corona mulai terdeteksi pertama kali di negara China pada awal Desember 2019. Kala itu, sejumlah pasien berdatangan ke rumah sakit di Wuhan dengan gejala penyakit yang tak dikenal.
Pemerintah provinsi dalam hal ini Gubernur Sultra, H. Ali Masi SH, melalui Ketua Komando menyarankan agar lebih baik menunda kembali kedatangan TKA China.
“Kami menolak keras kedatangan TKA pada tahap satu tanggal 23 Juni 2020 di Kota Kendari,” tambahnya tegas.
Ia juga mengungkapkan, jika dirinya (Ilham) tidak menyinggung dari segi administrasi ataupun status keahlian para TKA China, tetapi soal bagaimana dampak sosial, dimana masyarakat di Bumi Anoa (Sultra) belum inginkan kehadiran 500 TKA China, katanya lagi.
“Saya rasa juga jelas, harusnya pemerintah melihat bagaimana reaksi beberapa elemen masyarakat yang menolak kehadiran TKA asal China,” Paparnya.
Selain itu juga, Aliansi ini mengecam Pemprov Sultra dalam waktu dekat akan melakukan konsolidasi akbar guna menutup akses ke Provinsi sebagai bentuk protes.
“Jika suara-suara kami tidak didengar dalam waktu dekat kita adakan konsolidasi akbar agar kita tutup akses ke provinsi sebagai bentuk protes,” pungkasnya.
Sebelumnya, gabungan perwakilan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Buton dan Universitas Dayanu Iksanudin yang terlebih dahulu telah masuk di Kota Kendari.
Kontributor : Atul Wolio