
Laworo, Koransultra.com – Puluhan mahasiswa yang mengatas namakan dirinya Komunitas Mahasiswa Latompe (KOWALA) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Muna Barat (Mubar) kamis, (9/7/2020).
Dalam aksi yang dilakukan KOWALA terkait rencana pendirian pabrik gula dan perkebunan tebu hingga saat ini masih menyisakan polemik di kalangan masyarakat maupun kelompok pemuda yang ada di Kabupaten Mubar.
Terjadi pro kontrak terhadap kesepakatan pemerintah dan pihak perusahaan PT. Wahana Surya Agro. Terkait penandatanganan MoU terkesan sepihak tanpa ada di alog dengan masyarakat dan mahasiswa, kata La Ode Usaha Barakati sebagai Koordinator Lapangan ( korlap) aksi unjuk rasa KOWALA.
“Kami dari Komunitas Mahasiswa Latompe, menolak dengan tegas pendirian pabrik tebu di Desa Latompe, dan meninta kepada Bupati Mubar untuk membatalkan MoU pendirian pabrik gula dan perkebunan tebu di Desa Latompe, Kecamatan Lawa dan Kecamatan Wadaga”, ungkapnya.
Selain itu, La Ode Usaha Barakati mengatakan bahwa dengan hadirnya pabrik gula sebagian lahan yang di gunakan sudah berstatus Area Peruntukan Lain dan sebagian masih Hutan Produksi Konfersi di Desa Latompe, Kecamatan Lawa.
Sehingga dengan hadirnya perkebunan tebu yang mencakup wilayah Kecamatan Wadaga, dan Tiworo Selatan, akan menjadi kekhawatiran kami dikalangan mahasiswa dan masyarakat.
“Dan saya meminta kepada DPRD Mubar, untuk memanggil pikak PT. Wahana Surya Agro dan Pemda Mubar untuk mengadakan rapat dengar pendapat dengan mahasiswa dan masyarakat, Dan jika kami dalam waktu 2x 24 jam tidak di indahkan maka kami akan datang dengan masa yang lebih besar”, ungkapnya.
Dimana pendirian pabrik gula hanya membawa dampak lingkungan, misalnya pencemaran lingkungan, debit air akan berkurang dan akan mengalamin segmentasi sepanjang aliran sungai. Diperparah lagi dengan adanya perkebunan tebu yang akan menyebabkan lahan besar – besar dan akan terjadinya dimusim kemarau dan akan kebanjiran diwilayah Tiworo, karena diketahui ekonomi masyarakat setempat sangat tergantung pada pertanian, ujarnya.
Sementara itu, dari 20 anggota DPRD Mubar tidak ada di tempat mereka masih melakukan kungjungan kerja di luar Daerah, kata Azbar Haenudin Sekretaris DPRD Mubar.
“Saya akan menggaransikan untuk melakukan pertemuan saudara – saudara dengan pihak pimpinan anggota DPRD, pada hari Selasa tanggal 14/7/2020.setelah mereka udah pulang melakukan kungjungan kerja”.
“Jadi untuk saat ini, apa yang menjadi aspirasi kalian saya akan tampung dulu untuk menunggu pihak pimpinan anggota DPRD berada di tempat. setelah itu saya akan sampaikan kepada pihak pimpinan DPTD apa yang menjadi aspirasi kalian hari ini, pungkasnya.
Kontributor: Dedi