Akses Jalan Ke Sekolah Lewati Empang, Pembangunan SDN 2 Porara Tertinggal

Kondisi Memperihatinkan di SDN 2 Porara Butuh perhatian Serius Pemerintah, foto : Gunawan
Kondisi Memperihatinkan di SDN 2 Porara Butuh perhatian Serius Pemerintah, foto : Gunawan

Unaaha, Koran Sultra – Kondisi Sarana Pendidikan di SDN 2 Porara Kecamatan Morosi kabupaten Konawe cukup memprihatinkan.

Pantauan awak media ini, Mulai dari Gedung RKB yang mulai rusak juga Saran Mobilair disekolah ini kelihatannya sudah tidak laik pakai lagi.

Kepseknya, H. Amalia yang ditemui Koran Sultra menuturkan Sekolah tersebut sudah berdiri sejak sepuluh tahun silam, “ kami memiliki 3 unit RKB dan satu Bangunan Kantor” ujarnya.
Menurutnya salah satu Faktor yang menyebabkan kurangnya pembangunan di Sekolah ini akibat akses jalan kesekolah tersebut tidak mendukung, “ Salah satu faktor utama yang membuat sekolah ini tidak urang pembangunannya akibat akses jalannya yang tidak mendukung. Selain dari kondisi jalannya yang rusak, sempit dan berliku-liku, ada 800 meter panjang ruas jalannya yang mengikuti pematang empang warga yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua,karena lebar jalan hanya kurang lebih 2 meter” jelas H. Amalia.

Dirinya berharap adanya perhatian Pemerintah akan polemic yang dihadapi pihak sekolah, “ kami mengharapkan kepada pemerintah, baik dari pemerintah Kabupaten,Provinsi maupun Pusat kiranya dapat mengalokasikan dana pembangunan perluasan jalan menuju lokasi tempat Sekolah sepanjang 800 meter, agar supaya transportasi menuju ke sekolah bisa lancar” pintanya.
Menurut Kasek kalau akses jalannya sudah memadai dan bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat (Dump Truk) Tentu pembangunan disekolah kami ini bisa berjalan.” Karena semua bahan dan material bangunan yang akan dibutuhkan sudah bisa diangkut dengan kendaraan roda empat sampai tiba disekolah” sambungnya.

“ Setiap tahun kami selalu merencanakan bahkan mengusul dana bantuan pembangunan sekolah ini,baik rehabilitasi maupun penambahan bangunan RKB yang baru. Tetapi hal itu kami selalu terbentur dengan masalah transportasi jalan. Karena kalau kami hitung-hitungan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang lalu, dari total anggaran bangunan yang akan dialokasikan tidak akan mencukupi sesuai jumlah volume bangunan yang dikerjakan,karena sebagian dana akan terserap diangkutan bahan dan material yang dibutuhkan” bebernya.

Ketika bangunan tidak selesai akibat anggaran tidak mencukupi,siapa yang akan bertanggung jawab? Ujarnya.

Olenya itu, sambungnya. SDN 2 Porara ini,kondisi bangunannya tidak bisa meningkat disebabkan oleh akses transportasi jalan yang tidak mendukung. Hal inilah yang membuat sekolah ini menjadi terpencil karena tidak mudah untuk dijangkau. Pungkasnya

Kontributor : Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *