Raha, Koran Sultra – Seyogyanya Pengelolaan Anggaran Dana Desa (ADD) dilaksanakan merujuk sesuai UU No 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik ini.
Sebagaimana yang menjadi sorotan salah satu LSM di Kabupaten Muna dimana pada desa Lasunapa Kecamatan Duruka, yang mengelola anggaran ADD sebesar Rp. 548 juta dan terbagi dalam tiga tahapan tahun 2016 diduga tidak transparan.
Informasi yang diterima kegiatan yang dilaksanakan di Desa tersebut diantaranya tahapan pertama sumur bor, bak penampung air serta pengadaan tower sebanyak 184.
Menurut Hasrul Liana SH, ketua Gerakan Anti Korupsi Indonesia (Gaki -Sultra) usai menerima keluhan masyarakat kemarin di Raha dirinya menyayangkan dugaan adanya ketidak terbukaan dalam pengelolannya, “kades harus terbuka dengan publik, dan banyak kejangalan dalam pembagian tower, salah satunya PNS mendapatakan satu unit tower.” bebernya
Selain itu kata Hasrul, pembelian tower tidak sesuai dengan kesepakatan awal dalam musyawarah dengan masyarakat, dimana pembelian 1 unit tower dengan kapasitas 2. 200 liter, dengan harga RP. 1. 500. 000, kemudian berubah dari kesepakatan, menjadi harga tower Rp. 1. 900, 000 lebih.
“kok nilainya tinggi begitu? padahal dibeli partai di Makasar, sedangkan kita melihat harga dipasar tower ini satu unit Rp. 1. 700. 000 sudah dilengkapi keran air. ” katanya
Lanjut, kades diminta harus terbuka dengan RAB, menurut laporan masyarakat ada indikasi kades sekaligus terlibatTenaga PelaksanaTeknis (TPK).
“ini tidak diperbolehkan, kades hanya mengetahui, jangan terlibat dalam pembelanjaan. “pungkasnya.
Ramlin kades Lasunapa dikonfirmasi atas hal ini ia mengatakan terkait hal tersebut pihaknya melakukan musyawarah bersama masyarakat.
“kalau PNS yang mendapatkan tower kita tarik kembali, disebabkan kelebihan 5 tower. “pungkas usai rapatnya bersama masyarakat.
Selain itu dirinya mengatakan persoalan pembelian tower yang sudah disepakati, memang betul, tetapi kita juga ada potongan pajak.
“kami beli di Makasar dan ada pemotongan pajak. “ujar ringkas Saat diwawancarai oleh awak media.
“ ini belum selesai pertangung jawabanya, dan masih dalam proses, dan untuk pengadaan sumur bor kita sudah lakukan musyawara” katanya.