Ini Bahaya Memanaskan Daging yang Sudah Masak

Dosen Mata Kuliah Dasar Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI), Sumiaty, SKM., M.Kes
Dosen Mata Kuliah Dasar Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI), Sumiaty, SKM., M.Kes

MAKASSAR, KORANSULTRA.COM – Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban memang identik dengan daging sapi maupun kambing. Selalu ada orang yang mendapat jatah berlimpah sehingga tidak habis sekali makan.

Guna menyiasatinya agar daging yang sudah dimasak tidak rusak, maka dimasak berulang-ulang atau dipanasi.

Dosen Mata Kuliah Dasar Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI), Sumiaty, SKM., M.Kes mengatakan, daging yang banyak sebaiknya jangan dimasak semuanya, sebaiknya disimpan dalam kondisi segar dan dibekukan dengan freezer.

Kata dia, berbagai olahan daging siap santap memang menggiurkan memenuhi etalase meja makan.

Namun, masakan daging yang tidak habis maka sebaiknya tidak dimasak berulang-ulang.

Dosen cantik yang akrab disapa Bu Umi menjelakan, ada 2 alasan untuk tidak memasak daging hingga berulang-ulang. Pertama, rusaknya kandungan protein di dalam daging saat dimasak ulang. Manfaatnya semakin berkurang.

Semakin sering dimasak ulang, ujar Bu Umi, struktur protein yang merupakan kandungan utama dalam daging akan semakin rusak dan akhirnya tidak bermanfaat.

Mahasiswa S3 Unhas ini menjelaskan, kandungan lemak dan juga minyak yang dipakai untuk memasak juga akan berubah jika dipanaskan berulang-ulang. Struktur minyak yang telah dipanaskan lebih dari satu kali cenderung berubah menjadi minyak trans yang sifatnya jahat.

“Selain itu tubuh juga butuh enzym untuk memecah protein. Protein yang rusak setelah daging dimasak berulang-ulang bukan hanya berkurang manfaatnya, tetapi justru akan merampok enzym-enzym di dalam tubuh,” ungkapnya, Rabu (30/8/2017)

Alumni pertama FKM UMI ini menjelaskan, olahan daging yang terlalu sering dipanasi akan menyebabkan lemak trans dan dapat memicu penyakit kanker.

Di dalam pembuluh darah, minyak trans secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko peradangan sehingga mempengaruhi elastisitas pembuluh darah.

Selain itu, tambah alumni Pascasarja Kesehatan Unhas ini, minyak tersebut juga sangat berpotensi menimbulkan penyumbatan pada pembuluh darah. Kondisi apapun yang terjadi di pembuluh darah akan mempengaruhi kerja jantung sebagai organ yang memompa pembuluh darah.

Kata dia, tak salah jika dikatakan bahwa kebiasaan memasak daging hingga berulang-ulang juga meningkatkan risiko gangguan jantung.

“Mengenai cara pengolahan yang benar saya pikir ahli pangan akan lebih kompeten untuk menjelaskan. Tetapi saya pikir, daripada dimasak berulang-ulang daging segar akan lebih sehat jika dibekukan di dalam freezer misalnya,” paparnya. (CJ UMI MAKASSAR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *