Penderita Campak Tidak Boleh Terkena Air, Mitos atau Fakta??

Ella Andayani, SKM., M.Kes dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI)
Ella Andayani, SKM., M.Kes dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI)

MAKASSAR, KORANSULTRA.COM – Mitos sepertinya ada di hampir semua kondisi medis. Tak terkecuali penyakit campak yang menimbulkan bintik-bintik merah di kulit ini.

Campak merupakan infeksi virus yang menular menyerang saluran pernafasan, terdapat dua virus yang menyebabkan campak yaitu Rubeola dan Rubella.

Bintik merah (rash) yang ada awalnya hanya sedikit dimulai dari kulit dekat batas rambut dan lama-kelamaan menyebar ke seluruh tubuh. Terkadang pengidap campak ada yang matanya juga jadi merah sehingga muncul anggapan di masyarakat bintik di kulit bisa menyerang mata.

Salah satu mitos yang berkembang di masyarakat adalah kepercayaan bahwa penderita campak tidak boleh terkena air karena akan membuat semakin menyebar di tubuh.

Terkait hal tersebut, Ella Andayani, SKM., M.Kes dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI) mengkonfirmasi itu tak benar.

Kata dia, penyakit campak akan tersebar keseluruh tubuh dengan sendirinya pada seseorang yang sudah terinfeksi.

“Jika seseorang sudah terlanjur terkena penyakit campak, maka dengan sendirinya akan menyebar. Soal penderita campak tidak boleh mandi itu merupakan mitos,” jelasnya Jum’at, (15/09/2017).

Dosen yang sering disapa Ella ini melanjutkan bahwa penyakit campak merupakan virus menular yang disebarkan melalui udara.

“Campak itu penyakit yang menular melalui udara dan bisa jadi proses terjadinya saat si penderita meludah atau batuk maka virusnya ikut keluar dan dibawa oleh angin atau udara. Disinilah virus menular ke orang lain,” tutup Ella.(CJ UMI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *