Lasusua, Koran Sultra – Kasus Penganiayaan dan pengeroyokan terjadi dirumah sakit BLUD Djafar Harun Lasusua sekitar pukul 22.00 wita. Rabu (15/11/2017) malam sudah kedua kalinya terjadi. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat akan menarik Dokter yang bertugas diKolut apabila kasus tersebut tidak diselesaikan.
Ketua IDI Kolut, Dr. Syarif dijumpai dikantornya Jumat (17/11/2017) mengatakan, Kasus ini sudah dipantau baik IDI wilayah Maupun IDI pusat bahkan institusi profesi Dokter Anastesi sudah memberikan informasi dan arahan-arahan kasus ini, jadi informasinya kasus ini harus tuntas karena ini kasus yang kedua kalinya terjadi.
“IDI pusat akan menarik Dokter yang bertugas di Kolut apabila kasus ini tidak diselesaikan. kalau ini terjadi kan, kasihan pasien -pasien lainnya yang ada masaalah melahirkan ataupun dokter lain yang harus kerja extra dan membutuhkan biaya yang sangat besar,” ungkapnya
Kami menghargai upaya-upaya hukum yang diambil baik pihak pelapor maupun terlapor karena itu hak mereka, tinggal kita kawal seperti apa kasus ini diselesaikan, namun tidak terlapas dari itu, saya juga mengharapkan masaalah ini bisa selesai secepatnya dengan hasil yang berkeadilan bagi siapa saja. ungkap Dr. Syarif
“Kalaupun ada upaya damai, kita juga mencoba melakukan mediasi untuk diselesaikan secara kekeluargaan, namun tidak terlepas dari kesediaan pihak pelaku maupun pihak korban yang tidak ada yang dirugikan,” ujarnya
Kronologis kejadiannya sesuai laporannya ke saya, saat itu ada pasien dokter bedah dirawat diruangan mawar, seperti biasa sesuai protap sipasien yang rencana operasi elekterif dilaporkan rencana oleh petugas diruangan masing-masing segera mendapatkan instruksi dari dokter bedahnya, malam harinya petugas pelaporkan ke dokter anastesi yakni Dr.Giovanny (dr anastesi-Bius) untuk rencana operasi besok pagi.
Namun dokter giovanny mengembalikan laporan karena tidak sesuai dengan standar protap yang dia berikan akhirnya Dr Giovanny mengatakan, kok laporannya seperti itu, seperti orang tidak berpendidikan saja, sudah diajar masih salah laporannya. kitakan butuh laporan lengkap, demi keamanan pekerjaan dan keamanan pasien, kata dokter Giovanny,
“Ini harus jelas laporannya karena ini rencana operasi apakah orangkah atau binatangkah, kambing atau anjingkah, tpi kata ini tidak dalam menghina sipasien tetapi menjelaskan kepada perawat yang melaporkan harus laporannya detail,” ujarnya.
Kemungkinan petugas yang melapor ini merasa kok dokter memberi respon seperti itu, sementara perawat juga menjalankan tugas dan tidak seperti bahasa seperti itu, kenapa harus menghina .kata perawatnya. Kebetulan perawat ini yang mau dioperasi ibunya sendiri, kemungkinan secara psikologis beban krena orang tuannya sendiri yang akan dioperasi dan mungkin dalam melapor juga tidak sekonsen melaporkan seperti pasien-pasien lainnya sehingga cara melaporkannya seperti begitu. ujar Dr. Syarif
Kemungkinan perwat ini, disaat mendengarkan kata seperti menghina dan kasar dia menganalogikan bahwa orang tua saya dihina, selanjutnya perawat ini menghubungi dr Widi Dokter bedah dan melaporkan bahwa perawat ini, dimarahi dengan dokter anastesi Giovanny. setelah itu dokter bedah menerima laporan melakukan komunikasi ke dokter Giovanny dan Dr bedah mengatakan kenapa bisa terjadi seperti itu, kenapa tidak disampaikan dengan lebih baik. ungkapnya.
Mendengar adanya perawat melaporkan kedokter bedah sehingga dr Giovanny datang keruangan VIV Mawar ditempat pasien untuk mengklarifikasi laporan yang masuk , pada saat kejadian ada dokter widi sehingga antara dr widi (dr bedah) dan dr. Giovanny (Dr. anastesi) berdebat dan mempertahankan Protap masing-masing. jelasnya
saat itu ada banyak keluarga pasien dan terpancing secara emosional sehingga terjadi pertengkaran antara dr Giovanny dan keluarga pasien dan itu juga dr bedah menghalangi supaya tidak terjadi kontak fisik. dr Giovani lari keruangan interna yang diikuti keluarga pasien dan saat mau pulang dia masih melihat banyak keluarga korban dan dia balik arah sehingga terjadilah penganiayaan, terang Dr. Sayarif.
yang jelsnya dari institusi profesi Ikatan Dokter Indonesia (IDi) tidak membenarkan penganiayaan Dokter oleh Keluarga Pasien dengan alasan apapun yang dengan menjalankan fugas dimana kejadiaannya dilingkup BLDU RS Djafar Harun, Dokter juga manusia biasa sama dengan orang-orang lain memiliki potensi kesalahan maupun potensi kealpaan, kalaupun ada ketidak puasan terhadap Apa yang mereka lakukan harus sesuai mekanisme karena ada aturan yang mengatur. ungkapnya
“Saya sangat kecewa dengan kejadian dirumah sakit lagi yang dilakukan oknum petugas kesehatan terhadap dokter, sangat disesalkan sekali tetapi mari kita selesaikan secara baik dan tidak ada yang dirugikan,” ungkapnya
Ini pembelajaran yang baik apakah kepada dokter, petugas kesehatan agar menjaga komunikasi yang efektif dan efesiensi. dan mengajarkan juga kepada keluarga pasien bahwa kita harus taan dengan hukum normatif dan kalau ada masalah agar diselesaikan dengan baik. terangnya
Adapun ada unsur penghinaan seharusnya dilakukan upaya-upaya hukum normatif tidak dengan main hakim sendiri atau melakukan tidakan anarkis. kalau ini dibiarkan terus akan menjadi kebiasaan yang buruk dan bisa terjadi pada siapapun juga seperti Dokter maupun petugas kesehatan lainnya. Tegasnya.
KONTRIBUTOR : ISRAIL YANAS