Pesawat Mekongga Air MK-0291 Alami Crash, 52 Penumpang Berhasil Dievakuasi


Kolaka, Koran Sultra – Aktifitas petugas bandara Sangia Ni Bandera Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara pada senin 18/12 mendadak sibuk, Satu unit pesawat mengalami crash pada saat mendarat di bandara Sangia Nibandera. Pesawat yang mengalami crash ini adalah pesawat Mekongga Air MK-0291, Type ATR 72-600 dengan registrasi PK-SNI dengan total penumpang 52 pax serta 5 awak pesawat, pada saat penerbangan dari  Makassar menuju bandara Sangia Nibandera di posisi 25 NM barat daya bandara Kolaka pada ketinggiaan 6000 Feet pesawat mengalami Hydraulic Problem.

Crash bell berbunyi di fire station, wacth room menyampaikan menyampaikan berita kejadian tersebut ke personel ARFF, Kabandara selaku pimpinan Airport Emergency Commitee segera mengaktifkan EOC (emergency operation centre).

” Korban yang selamat dan mengalami luka ringan segera dibawa Passengers Holding Area untuk ditenangkan sebelum dipertemukan dengan keluarganya oleh Costumer Service dan petugas Ground Handling Mekongga Air di lokasi Greeters Matters.”

Menurut pilot pesawat, Cukri, saat dikonfirmasi media ini, bahwa ia kesulitan mengurangi kecepatan dan tidak dapat descent atau turun dari ketinggian untuk melakukan pendaratan.” tuturnya.

Insiden Pesawat yang mengalami crash di bandar udara sangia ni bandera ini merupakan simulasi Pelatihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) kali ini mengambil kronologi kejadian seperti itu.

Bandar Udara Sangia Nibandera Kolaka mulai menyiapkan diri jelang akhir tahun dan arus mudik salah satunya dengan menggelar simulasi Penanggulangan keadaan darurat (PKD) di bandara, senin (18/12).

Dalam kegiatan tersebut turut melibatkan semua unsur Satgas penanggulangan keadaan darurat (PKD) yang saat ini disiagakan di kantor Sangia Nibandera, mulai petugas pemadam khusus bandara, Basarnas, Polisi, TNI, Air Line, pihak Rumah Sakit, PMI hingga aviation security (Avsec) Sangia Nibandera Kolaka. 

Dalam kegiatan ini juga turut dihadiri, kepala bandara Haluoleo, Rudi, anggota DPRD Kolaka, Rusman, kadis perhubungan, Wardi, Kadis BNPB, 

“Simulasi ini digelar setiap dua tahun sekali pada masing-masing bandara. Hal ini untuk kesiapan petugas dalam menanggulangi keadaan darurat saat pesawat tiba-tiba terjadi hal yang tidak diinginkan,” kata Kepala UPBU Bandar Udara Sangia Nibandera, Rodi  ST. 

Lanjut Rodi, kewajiban pengelola Bandara ini telah sesuai keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 47 Tahun 2002 yang mempersyaratkan bahwa setiap 2 (Dua) tahun sekali sebuah Bandar Udara wajib melaksanakan latihan Penangggulangan keadaan darurat dengan tujuan untuk menguji kehandalan dan kemampuan personilnya. Terangnya

Tujuannya, pelatihan penanggulangan keadaan darurat ini kita tingkatkan fungsi koordinasi, komunikasi dan komando antar stakeholder dalam rangka meningkatkan keselamatan dan keamanan terhadap pelayanan penerbangan. Pungkasnya

Sebagai penutup acara, ramah tama yang turut diapresiasi oleh kepala Bandar Udara Haluoleo Kendari, Rudi, menyampaikan bahwa dalam penanggulangan keadaan darurat merupakan sesuatu yang perlu di aplikasikan dan dievaluasi kedepannya. Bersinergi memisahkan kotak-kotak yang ada sehingga dalam penerapannya nanti bisa lebih maksimal lagi. Pungkasnya

Sementara itu Kadis Perhubungan, Wardi, menyampaikan bahwa,  koordinasi, komunikasi merupakan hal yang sangat penting pada khususnya dalam sigap penanganan keadaan darurat.

Anggota DPRD Kolaka, Rusman, menegaskan, koordinasi terhadap semua stakeholder, pada khususnya penanganan medis yang ada di RS Antam juga harus dilibatkan, karena menyangkut segala fasilitas baik medis, CSR ataupun pemadamnya saya rasa Antam sudah cukup memadai dalam hal ini. Himbaunya.

Kontributor : Hamdan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *