Raha, Koran Sultra – Kondisi Politik yang mulai memanas di kabupaten Muna Sulawesi Tenggara usai Putusan Mahkamah Konstitusi yang memerintahkan untuk dilakukannya PSU Jilid II makin terlihat jelas.
Pada Senin Malam 23/05 sekitar pukul 21.00 dua Kubu Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Muna , LM Rusman Emba-Malik Ditu (Rumah Kita) dan pendukung LM Baharuddin-La Pili (Dokter-Pilihanku) saling lempar batu di halaman Kantor Mapolres Muna.
Bentrokan itu terjadi setelah kedua kubu datang di Polres Muna.
Pendukung Dokter-Pilihanku datang meminta kapolres untuk menangkap pelaku yang mengancam Farida anggota DPRD provinsi Sultra, istri dokter Baharuddin saat mengunjungi warga Empang Kelurahan Raha Satu Kecamatan Katobu Senin (23/5) siang, sementara Pendukung Rumah Kita yang datang mengawal ketua tim sukses Rumah Kita, La Ode Rifai Pedansa yang datang melaporkan pengrusakan mobilnya yang diduga ditembak di Empang Senin (23/5) sekitar pukul 19.00 Wita.
Kesigapan pihak Kepolisian dalam menenangkan kedua kubu ini patut diapresiasi.
Mantan Kaden Gegana Brimob Polda Sultra AKBP Yudith S.Hananta. Sik, itu terlihat memimpin langsung personil Dalmas memukul mundur pendukung Rumah Kita.juga memerintahkan pendukung Dokter-Pilihanku untuk membubarkan diri. “Bubar semuanya,” teriak Kapolres.
Saat ditemui diruang kerjanya Kapolres Muna menuturkan pihak Kepolisian bahkan sempat mengeluarkan tembakan peringatan untuk meredam bentrokan tersebut.
” sebelumnya terjadi adu mulut, hingga berlanjut saling melempar batu akan tetapi sempat kami halau. Dan kami lepas tembakan peringatan untuk melerai dua kubu ini sampai terpisah” ungkap AKBP Yudith.S Hananta.Sik. Kapolres Muna saat diwawancarai Selasa (24/5) oleh sejumlah media diruanga kerjanya.
Kata Yudith,Tim paslon nomor urut 3 meminta agar oknum berinisial LO ditangkap, dimana saat Farida berkujung di Empang, dirumah warga dan didampingi oleh lima ibu ibu terjadi pengancaman dan teriak teriak memangil Farida.
“kita belum bisa menangkap (oknum) yang berinisial LO, kita melihat situasi dulu jangan sampai penangkapan ini menjadi masaalah baru, kita tetap berkoordinasi terus, dan siapa itu LO” tambahnya.
Menurut Yudith, awal keributan antara dua kubu ini saat La Ode Rifai Pedansa keluar dari ruangan polres Muna lalu diteriaki oleh kubu nomor urut 3 dan terjadi adu mulut hingga saling baku lempar.
Tim La Ode Rifai Pedansa, melaporkan kejadian yang berbeda waktu dimana mobilnya yang bermerek kijang benopol DT 1019 AD diduga ditembak setelah keluar dari Empang, kaca samping kanan bagian belakang menembus samping kiri, namun menurut pihak Kepolisian itu bukan penembakan.
“mobil tidak ditembak, karena tidak ada serpihan unisium, ciri ciri tembakan bukan seperti itu,karena ada pecahan batu kecil sama dengan semen yang kita temukan. Kita juga sudah turun di TKP namun pada saat itu lampu padam dan tidak menemukan jejak.”tegasnya.
Dikatakannya, tim Reskrim Polda Sultra akan turun untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, pungkasnya.
Kontributor : Bensar