SERANG, KORANSULTRA.COM — Pemerintah mendorong akselerasi pembangunan ekonomi di daerah karena dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pendapatan per kapita dan pengurangan angka kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan II 2017 melejit mencapai 5,54 persen (%). Pertumbuhan tersebut menempati urutan kedua setelah DKI Jakarta yang sebesar 5,96 persen.
“Pertumbuhan di triwulan ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa dan nasional,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, Budiharto Setyawan, Senin (14/8/2017).
Dia menjelaskan, perekonomian Banten pada sisi penawaran ditopang oleh sektor utama yaitu industri pengolahan dan perdagangan yang justru tercatat melambat dibandingkan triwulan I 2017.
“Adapun yang menjadi penopang disisi penawaran adalah sektor transportasi dan real estate,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, diikuti informasi komunikasi, akomodasi makan minum serta dari sektor-sektor yang lain khususnya UMKM. Tentunya ini membutuhkan peran serta dari perbankan dalam mendorong sektor riil.
Dia menjelaskan, adapun pertumbuhan asset perbankan di Banten pada Juni 2017 menunjukan peningkatan dibandingkan Mei 2017.
“Peningkatan ini lebih didiorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), sementara kredit justru tumbuh lebih rendah,” ujarnya.
Budi menuturkan, jumlah DPK pada Juni 2017 senilai Rp 162,25 triliun atau tumbuh 16,47 persen (%), lebih tinggi dibanding posisi Mei 2017 yang tumbuh 13,10 persen (%). Penyaluran kredit di Provinsi Banten berdasarkan lokasi proyek secara nominal mencapai Rp 273,92 triliun, tumbuh 9,54 persen (%), melambat dibandingkan posisi Mei 2017 yang tumbuh 10,00 persen (%).
“Terdapat perbedaan lokasi proyek jauh lebih tinggi, ini menunjukan kredit yang disalurkan perbankan di wilayah Banten lebih banyak kepada korporasi, sementara UMKM masih berpotensi dan perlu didorong,” katanya. Sumber : (Tribun Pos Ekbiz)