Lembaga Wahda Islamiyah Kolut Perkenalkan “Dirosa”


Lasusua, Koran Sultra – Lembaga Wahda Islamiyah yang berada diDusun empat Desa Watuliwu, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara, Provensi Sulawesi Tenggara. Membimbing para Santri dengan Program Dirasah Orang Dewasa (Dirosa) yang bergerak dibidang Pembinaan membaca al-Qur’an dengan baik, lancar dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Santri yang mengikuti Bimbingan membaca Alqur’an Dari Kalangan dewasa sudah mencapai 200 santri dalam tiga tahun ini.

Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Alqur’an (LP3Q) Abdull Rahman mengatakan, Program DiRosa diperuntukkan bagi peserta Remaja dan orang dewasa yang belum bisa membaca Al-Qur’an (dari nol) dan bacaannya masih belum benar dalam pengucapan huruf (Makhroj) maupun pembacaan Surat panjang – pendeknya membaca Al-Qur’an yang masih terdapat kesalahan kecil dalam bacaan (belum sempurna sesuai dengan kaidah ilmu tajwid).

“Pembinaan ini, sampai 20 kali pertemuan dan setiap pertemuan dilangsungkan satu kali dalam seminggu, karena rata – rata peserta (santri) memiliki kesibukan sendiri. Santri dibimbing oebanyakan dari Kesehatan, Kepolisian, Wiraswasta maupun Mubalik itu sendiri,” ujar Rahman Jebolan Tadrib Bud Adduat tahun 2012 – 2013 ini.

Lanjut Rahman, Santri Pemula dibimbing Pengucapan Huruf (Makhroj) seperti, Da…Ro… Sa…Da…Ro…Sa..So…Ba…Ro…So…ba…dilanjut …aba…Ta…Sa…Ja..Ha…Ho..Ja…Sa…Baa..Ho..Ba…Ha…Ja.. Perbedaan ikra dan Dirosa hanya metodenya, Dirosa lebih kepada menurut orang dewasa dengan senadung yang menyenangkan bagi mereka, namun Makhroj tempat keluar huruf itu, tidak lari walaupun senandungnya ada.
Suka dukanya Pembimbing Dirosa, sukanya apabila santri semangat untuk belajar dan pintar mengaji dan dukanya saat hujan tiba karena kami harus menerobos hujan itu dengan menggunakan motor. jelasnya

Ketua DPD Wahdah Islamiyah Kolut, Andi Syafaruddin. SPd yang ditemui usai sholat Maghrib bersama Santri mengatakan, Dirosa d8ajarkan Tahun 2013 lalu deng santri hanya 4 orang antaranya remaja dan anak sekolah dan saat itu terputus.
“Dirosa jumlah santrinya mulai banyak nanti ditahun 2016 dan di tahun 2018 ini jumlah santrinya sudah mencapa 200 orang lebih,” Ujarnya

Cara awal yang kami lakukan untuk menarik santri dengan menyampaikan bahwa Dirosa ini sangat menyenangkan dan tidak mengganggu aktifitas santri yang PNS karena waktu untuk bimbingan tergantung dari waktu santrinya dengan pengaturan waktu satu kali dalam sepekan dan bimbingan ini tidak di pungut biaya (gratis). ungkapnya

“Bimbingannya tergantung santrinya apakah dalam Masjid atau diluar seperti yang baru kami laksanakan bimbingannya di tempat wisata Pantai Berova Lasusua,” jelasnya.

KONTRIBUTOR : ISRAIL YANAS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *