
Andoolo, Koransultra.com – Latihan Pra Tugas Satgas Pamtas RI – PNG Yonif 725/Wrg resmi ditutup. Upacara Penutupan latihan pratugas ini dipimpin oleh Danrem 143/HO Kolonel Arm. H. Dedi Nurhadiman, S.I.P., di Lapangan Sepak Bola Desa Moramo, Ahad (23/9).
Danrem 143/HO dalam amanatnya mengatakan, permasalahan di perbatasan RI-PNG khususnya di wilayah Sektor Utara (Kabupaten Keerom dan Kabupaten Pegunungan Bintang red) cukup kompleks yang senantiasa menuntut kesiapsiagaan prajurit untuk mampu menyelesaikan setiap persoalan yang timbul.
“Untuk memenuhi tuntutan tersebut maka satuan tugas yang diberangkatkan kesana disiapkan dengan berbagai materi latihan mengarah pada upaya penanggulangan/penyelesaian persoalan-persoalan yang akan dihadapi dengan baik sesuai prosedur,” ujarnya.

Lanjutnya, Satgas Pamtas yang akan melaksanakan penugasan selama 9 bulan merupakan tenggang waktu yang cukup lama dan cenderung memberi efek psikologis yang dapat berdampak pada pelaksanaan tugas yang kurang optimal terutama dalam hal pemeliharaan kondisi disiplin, moril serta semangat juang prajurit.
“Oleh karena itu, satgas harus dibekali berbagai materi latihan yang nantinya diharapkan mampu membekali pengetahuan dan keterampilan kepada setiap prajurit yang nantinya diharapkan dapat menunjang pelaksanaan tugasnya di daerah operasi,” katanya.
Dikatakannya, selama 12 hari, para prajurit Yonif 725/Woroagi telah mengikuti rangkaian kegiatan latihan pra-tugas dengan penuh semangat serta disiplin yang tinggi, sehingga semua rangkaian kegiatan latihan dapat terlaksana dengan baik, sesuai target latihan yang di harapkan.

Danrem berharap latihan pra-tugas yang baru saja dijalani akan menjadi bekal dan memberikan keyakinan kepada diri untuk mampu melaksanakan tugas yang akan dilaksanakan.
“Dengan berakhirnya latihan pra-tugas ini, para prajurit Yonif 725/Woroagi, diharapkan memiliki kesiapan dan kemampuan yang prima dalam melaksanakan tugas Pamtas RI-PNG di Kabupaten Keerom dan Pegunungan Bintang,” jelasnya.
Danrem menambahkan, semua materi yang telah dilatihkan, baik materi tempur maupun non tempur yang telah dilatihkan, hendaknya menjadi referensi berharga bagi semua prajurit Yonif 725/Woroagi, dalam mengoptimalkan penugasan yang akan dilaksanakan di wilayah perbatasan.

“Saya berharap Satgas Yonif 725/Woroagi mampu mengatasi situasi diwilayah perbatasan, utamanya dalam mengamankan patok batas RI-PNG dan mencegah adanya infiltrasi maupun manuver Gerakan Separatis Bersenjata (GSB), yang saat ini lebih cenderung bergerak melalui kegiatan politik di kota dan di desa dengan bersandar kepada lembaga adat yang ada,” imbuhnya.
“Namun demikian, perlu kalian sadari bahwa bekal pengetahuan, keterampilan serta berbagai pengalaman yang telah kalian terima selama mengikuti latihan pra-tugas ini, tentu masih memerlukan pembuktian nyata di lapangan, mengingat materi yang telah dilatihkan selama ini tidak selamanya sama dengan kondisi faktual yang akan dihadapai di lapangan,” terangnya.
Danrem mengingatkan agar para prajurit harus terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan diri masing-masing dengan lebih banyak belajar dan berlatih serta selalu mencermati perkembangan situasi yang terjadi di wilayah perbatasan RI-PNG di Provinsi Papua.

“Tekad dan semangat berlatih yang telah kalian tunjukkan selama mengikuti latihan pratugas ini, hendaknya dijadikan sebagai bekal serta motivasi dalam upaya mengembangkan kemampuan profesionalisme dalam berbagai dinamika penugasan dilapangan,” tuturnya.
Kolonel Dedi Nurhadiman menambahkam agar pengalaman yang telah diperoleh selama melaksanakan latihan ini, agar dijadikan masukan untuk lebih meningkatkan kualitas latihan-latihan yang akan datang, sehingga penugasan yang akan dilaksanakan oleh satuan-satuan operasional akan lebih mampu menjawab tantangan tugas yang diemban.
Rilis: Kapenrem 143/HO