Raha, Koransultra.com – Sejumlah peserta Festival Budaya Pingitan di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, kecewa terhadap panitia penyelenggara kegiatan.
Pasalnya, pemanggilan untuk pementasan peserta tidak sesuai dengan nomor dada yang sebelumnya sudah disediakan panitia penyelenggara.
“Apa artinya kalau nomor dada yang sudah disediakan, lalu tidak sesuai urutan pementasan. Kalau tidak ada nomor urut kami tidak komentar,” ujar Eli, salah satu keluarga peserta, Minggu 30 Desember.
Ia menilai, penyelenggara kegiatan festival budaya pingitan itu tidak tertib.
Pemanggilan peserta awalnya tertib pada saat pemanggilan peserta nomor dada satu hingga sepuluh, namun saat memasuki nomor dada 11 pihak panitia mulai tidak tertib.
“Masuk urutan ke 11 langsung melangkah, pemangilan peserta nomor 21 sampai 22 sehingga sempat risau kelurga peserta. Apa gunanya nomor kalau tidak berdasarkan nomor dada,” kata Eli warga asal Kecamatan Batalaiworu itu.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Ashar Dulu mengatakan, jika pemanggilan peserta diurut berdasarkan tempat duduk. Bukan berdasarkan nomor dada.
“Nomor yang diberikan oleh panitia ternyata duduk tidak sesuai dengan nomor dada. Sehingga tanpa konfirmasi dilakukan penyesuaian,” kata Ashar, yang dihubungi lewat via telpon seluruhnya.
Dikatakan Ashar, nomor dada bukan suatu personal. “Itu tidak masuk dalam nilai vilosofi tema kebudayaan yang kita sampaikan sebelumnya,” jelasnya.
Kegiatan festival budaya dalam rangka menyukseskan festival budaya tahun 2018 sesuai dengan visi misi Bupati Muna itu, dilaksanakan dirumah Museum Adat Bahrugano, dikuti 22 peserta dari semua kecamatan di Muna.
Kontributor: Bensar