Refleksi Hari Sumpah Pemuda: Momentum Pembangkitan Karakter Pemuda

Sirajuddin Haq S. Sos Ketua Karang Taruna Kabupaten Muna
Sirajuddin Haq S. Sos Ketua Karang Taruna Kabupaten Muna

Hari sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober menjadi momentum untuk kembali membangkitkan rasa persatuan dan kesatuan yang terasa semakin luntur di hati rakyat Indonesia khususnya pemuda. Perbedaan yang diperuncing telah membuat rasa persatuan dan kesatuan yang dulu pernah membuat bangsa Indonesia merdeka, saat ini seolah berbalik menjadi sarana pemecah persatuan bangsa.

Tidak sedikit kasus yang menyebabkan nyawa pemuda melayang hanya karena secuil perbedaan pendapat dan dukungan. Rusuh karena berbeda, baik berbeda organisasi, pilihan pemimpin, agama dan sebagainya. Yang seharusnya membuat kita semakin dewasa terhadap keberagaman, justru menjadi bibit permusuhan. Bukankah dari dulu perbedaan itu telah ada dan kita tidak pernah terusik dengan perbedaan tersebut, kenapa sekarang hal tersebut seolah menjadi halangan utama dalam bersatu.

Sederhana dari pertanyaan tersebut, karena semakin lunturnya rasa saling menghormati, menghargai, kerja sama, cinta tanah air, dan berbagai hal yang berkaitan dengan persatuan.

Momentum Pembangkitan Karakter Pemuda

Pemuda masa kini jangan untuk berpangku tangan dan pasrah dengan nasibnya.
Pemuda jangan hanya menjadi penerus bangsa dan ujung tombak pembangunan bangsa dan daerah hanya sebuah konsep teoritis tetapi harus menjadi garda terdepan dalam mengambil peran peran penting baik itu kritik maupun ide atau gagasan yang solutif dan positif.

Pemuda harus mampu mengelola ketakutan menjadi sebuah keberanian. Pemuda harus mampu mengelola kekhawatiran menjadi sebuah semangat. Pemuda harus mampu mengelola potensi dirinya untuk menaklukan masa depannya. Khusus nya di kabupaten Muna lewat wadah karang taruna kita harus bangkit melibatkan diri dalam mensupot pembangunan daerah agar pemuda memiliki nilai dan bermanfaat untuk daerah.

Pemuda-pemudi milenial harus cerdas dalam berpikir dan bertindak. Pikirannya harus melampaui batasan ruang dan waktu. Sehingga pilihan sikap yang diambil adalah berdasarkan pertimbangan manfaat dan prioritas. Yakni manfaat untuk masyarakat umum bukan manfaat bagi pribadi atau golongan. Idealisme yang terkandung dalam jiwa dan pikiran generasi muda memungkinkan generasi muda untuk memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap perencanaan pembangunan. Generasi muda yang progresif adalah generasi muda yang mampu dan dapat berpikir kritis dalam menghadapi realitas sosial politik yang sedang terjadi.

Presiden Sukarno Berkata

Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia.”

Kalimat Bung Karno ini, yang disampaikannya dengan berapi-api, mengingatkan kita bahwa masa depan bangsa dan negara Indonesia ini terletak di tangan generasi muda. Inilah generasi yang akan menjawab berbagai tantangan di masa depan dengan berbagai komplesitasnya.

Bila kita memperhatikan dengan seksama sejarah di banyak negara di dunia, maka kita akan menemukan fakta yang tak terbantahkan bahwa pemuda adalah elemen utama yang melahirkan momen-momen penting dalam sejarah peradaban manusia dari masa yang lampau hingga ke masa yang kini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *