Kolaka, Koransultra.com –
Aipda Sudarman HP, merupakan anggota Polres Kolaka yang bertugas di Indonesia Automatic Finger Print Identification System (INAFIS).
Sudarman, berhasil menciptakan cara pemusnahan sampah rumah tangga yang ramah lingkungan. Pemusnahan sampah organik yang diciptakan yaitu dengan cara dibakar menggunakan alat yang cukup sederhana.
“Untuk langka awal, saya membuat alat ini dengan menggunakan alat yang sederhana dan biaya murah, hanya membuat tungku dari seng dan tabung gas bekas yang dimodifikasi serta alat bantu berupa blower untuk mempercepat proses pemusnahan sampah,” jelas Sudarman saat memperlihatkan cara kerja alat pemusnahan sampah tersebut, Kamis (14/11/19).
Menurutnya alat ini dapat membantu mengurangi kuota sampah yang ada di kota kolaka, Untuk itu alat sedehana tersebut merupakan suatu kreativ yang dapat kembangkan oleh kaum muda milenial di Kolaka.
“Saya membuat alat ini sebagai motivasi baik kalangan komunitas maupun bagi anak muda milenial, selain memiliki mamfaat, juga dapat menjadi sumber penghasilan dengan memamfatkan sisa pembakaran samaaph menjadi pupuk organik untuk segala jenis tanaman,” tuturnya.
Setelahnya, sampah lalu dibakar dengan bantuan blower (penghasil angin) yang dicolokan kelistrik. Selama pembakaran kurang lebih 30 menit, akan keluar asap di bagian atas drum.
“Asap yang dihasilkan saat pembakaran sampah sangat minim, sangat cocok digunakan minimal untuk satu RT. Alatnya pun sudah dipasangi roda sehingga sampah bisa dibakar di tempat yang diinginkan dan tidak menimbulkan bau di lingkungan sekitar,” katanya.
Menurutnya, mesin tersebut baru dimanfaatkan oleh warga kompleks di sekitar rumahnya. Berkat mesin tersebut, setidaknya bisa mengurangi dampak pencemaran sampah dan warga sekitar tak dipusingkan lagi dengan menumpuknya sampah rumah tangga.
Dia mengaku, sebenarnya ide membuat mesin pembakaran sampah ini telah muncul beberapa tahun lalu, namun baru direalisasikan pada Agustus dengan masa ujicoba selama dua minggu.
“Cara kerjanya cukup gampang, setelah sampah-sampah dimasukan dalam drum, lalu dibakar pakai korek untuk menyulut api. Setelah saklar dari alat ini terhubung dengan listrik, kita tinggal menghidupkan alat pembakarannya. Tegangan listriknya rendah,” ungkapnya.
Dalam sekali bekerja, dia menerangkan, mesin tersebut bisa memuat hingga sekitar 5 hinga 10 kilogram sampah. Sementara sisa pembakaran sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
Dia berharap, ada dukungan dari pihak terkait agar mesin bisa dibuat dengan kapasitas lebih besar agar dapat membakar sampah dalam volume banyak serta lebih banyak lagi warga yang memanfaatkan mesin ini.
Mesin ini masih butuh proses pengembangan lagi, tetapi sejauh ini sangat bermanfaat dan bisa digunakan sesuai yang diharapkan. Jika sudah sempurna, bisa saja mesin pembakar sampah ini diperbanyak dan dijual ke masyarakat,” tutupnya.
Kontributor : Andi Hendra