Unaaha, Koransultra.com– Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS-RI) me-launching Desa/Kelurahan Cinta Statistik (Cantik) di Kelurahan Toriki, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin 21 Juni 2022.

Kegiatan tersebut dihadiri langsung Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS RI, Setianto. Turut hadir Kepala BPS Sultra Widiastuti, Kepala BPS Konawe Sultriawaty Efendy, serta rombongan kepala BPS kabupaten/kota se-Sultra.

Rombongan tersebut disambut langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Ferdinand Sapan. Turut hadir juga Kapolres Konawe, AKBP Wasis Susanto, Kasi Intel Kejari Konawe Aguslan, sejumlah kepala Organisasi Perangkat Desa (OPD) Konawe, camat, luar dan para kepala desa se-Kabupaten Konawe.

Sekda Konawe dalam sambutannya menuturkan, Konawe menjadi daerah yang dalam kebijakan pembangunannya selalu menggunakan instrumen berbasis data. Atas hal tersebut, Pemkab Konawe selalu melakukan koordinasi dengan pihak BPS.

“Instrumen pembangunan kita itu berbasis data. Itulah kenapa kita selalu berkolaborasi dengan BPS,” ujarnya.

Ferdinan juga mengungkapkan, hasil kerjasama Pemkab Konawe dan BPS saat ini telah menghasilkan produk yang disebut Konawe Dalam Satu Data 2021. Produk tersebut menjadi yang pertama di Sultra, sehingga bakal jadi rujukan daerah lainnya.

“Kita telah memiliki produk Konawe Dalam Satu Data tahun 2021 dan menjadi rujukan untuk daerah lainnya,” tambah Ferdinan.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS RI, Setianto mengapresiasi Konawe karena telah mendukung penuh program-program BPS. Ia mengungkapkan, program Desa/Kelurahan Cantik adalah program untuk mengawal pengentasan desa/kelurahan tertinggal.

Menurut Setianto, Desa dan kelurahan adalah ujung tombak pembangunan bangsa. Program Cantik bertujuan untuk mengentaskan desa/kelurahan tertinggal, menciptakan daerah maju dan mandiri.

“BPS menjadi partner strategis untuk membantu pemerintah dalam melakukan percepatan pengentasan desa dan kelurahan tertinggal melalui program Cantik,” jelasnya.

Setianto mengungkapkan, pembangunan desa/kelurahan memerlukan data. Ada beberapa indikator yang menyertainya. Antara lain, ketersediaan layanan dasar, pendidikan dan kesehata. Infrastruktur perekonomian dan akses bahan bakar rumah tangga. Saranan dan prasarana transportasi. Mitigasi dan penanganan bencana. Aksesibilitas dan karakteristik kewilayahan.

“Contoh pentingnya kapabilitas statistik desa dan kelurahan adalah jika desa dan kelurahan mampu mengumpulkan data dan mengelola data terkait kemiskinan secara berkualitas. Hal inilah yang akan kita dorong untuk kemajuan Indonesia yang dimulai dari desa atau kelurahan,”tutupnya.

Laporan :. Nasruddin

Desain Terbaru

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here