Ilustrasi

Lasusua, Koransultra.com – Angka kemiskinan dan pengangguran Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami penurunan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statsiktik (BPS) Kolut, tahun 2017 persentase penduduk miskin di Kolut sebesar 16,24, turun menjadi 14,30 persen untuk tahun 2018.

Sementara, persentase untuk tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan dari 2,26 persen tahun 2017, menjadi 1,53 persen di tahun 2018.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga mengalami peningkatan dari 6,03 persen pada tahun 2017 menjadi 6,64 persen di tahun 2018. Sedangkan IPM tahun 2017 69,77 persen tahun 2018 meningkat menjadi 69,97 persen.

Kepala BPS Kolut, Zablin mengatakan penurunan angka kemiskinan dan pengangguran bukan hanya terjadi di Kolut saja melainkan seluruh Kabupaten yang ada di Sultra juga mengalami penurunan.

“ada beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya adanya program dikucurkan pemerintah Daerah dan Pusat,” kata Zablin, Selasa (20/8/2019).

Menurut Zablin, program yang dikucurkan oleh pemerintah berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Contohnya saja anggaran di Desa. Dengan bergulirnya dana tersebut otomatis akan ada lapangan pekerjaan bagi warga desa yang membutuhkan pekerjaan,” kata Zablin.

Selain itu lanjut Zablin, salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan kemiskinan ada disektor perkebunan. Dimana survey tahun 2018, ekonomi masyarakat relatif mengalami peningkatan.

“Dari hasil data BPS kami, harga tanaman Jagung saat itu tembus dikisaran Rp 5000 per buah. Dimana rata-rata petani menanam dan menghasilkan kurang lebih 6 sampai 7 ton Jagung per hektar sekali panen. Tentu penghasilan petani akan bertambah. Selain itu harga komoditas lain seperti kakao juga masih relatif stabil,” ungkap Zablin.

Zablin juga tak menampik soal turunya harga komoditas tanaman cengkeh beberapa tahun terakhir. Sebab Cengkeh merupakan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi bagi petani. Namun hal tersebut bukan termasuk indikator bahwa ekonomi masyarakat ikut turun.

“Walaupun harga cengkeh turun tapi kan tidak akan jatuh miskin dan penghasilan tetap akan ada,” imbuhnya.

“Survei ini berdasarkan fenomena yang ada dilapangan,” tambah Zablin.

Sebelumnya, Bupati Kolut, Nur Rahman Umar mengungkapkan turunnya angka kemiskinan di Kolut berkat kerjasama yang baik antara Bupati dan Wakil Bupati dalam memimpin Bumi Patampanua tersebut.

“Walaupun ukuran makro tersebut bukan satu-satunya barometer, setidaknya angka-angka makro tersebut menunjukkan bahwa secara umum, pembangunan yang kita laksanakan mangalami peningkatan,” ujar Bupati saat menghadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kolut dalam mendengarkan pidato presiden Republik Indonesia, Jumat (17/8/2019).

Bupati menyebutkan, ada beberapa faktor kebijakan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan pada masyarakat telah membuahkan hasil. Diantaranya saat ini adalah sektor Pengelolaan anggaran dan belanja daerah

“Dengan faktor tersebut, kita kembali berhasil meraih WTP serta Adipura ke lima di sektor pengelolaan dan penataan Kota.

“Kedepan masih banyak tantangan yang akan kita dihadapi untuk meraih masa depan yang lebih baik lagi,” tambah Bupati.

Kontributor : Fyan

Desain Terbaru

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here