Unaaha, Koransultra.com- Pembangunan waduk yang dilakukan oleh perusahaan kelapa sawit PT Tani Prima Perkasa (TPM) menjadi salah satu sorotan Konsorsium LSM kabupaten Konawe saat menggelar demo didepan gedung DPRD konawe, rabu 3 maret 2021.

Oleh pendemo,dikatakan pembangunan waduk tersebut bisa berdampak pada kerusakan habitat serta ekosistem yang berada di aliran sungai anggaberi , tidak hanya itu para pendemo mengatakan pembangunan waduk tersebut telah merusak saluran irigasi masyarakat.

Selain waduk para pendemo juga menyoal armada pengangkut kelapa sawit yang sering melintas dijalan umum terkadang juga ditemukan kendaraan tidak menggunakan terpal untuk menutupi bak kendaraan saat beroperasi,  hal tersebut dinilai dapat menyebabkan lakalantas.

“Ini melanggar aturan perundang-undangan yang ada, kami minta DPRD Konawe tinjau lapangan”Ujar salah seorang pendemo.

H. Gamus anggota DPRD Konawe yang menerima massa aksi mengatakan akan segera turun ke lokasi perihal aspirasi yang disampaikan hari ini. “Terimakasih atas aspirasi teman-teman LSM, pastinya kita akan kesana (TPM), kita cek lokasinya,” singkatnya.

Sementara itu,  manager legal PT Tani Prima Makmur (TPM), Firman Haris Ginting, saat ditemui menjelaskan waduk yang ada saat ini dipergunakan untuk sarana air bersih buat PT TPM, bahkan pihak perusahaan melarang adanya kegiatan di waduk tersebut untuk menjaga kebersihan air waduk tersebut, kendati tidak diperbolehkan sebagian masyarakat tetap menjadikan waduk tempat pemancingan bahkan tempat wisata alternatif diakhir pekan.

“Jadi salah bila waduk tersebut merusak bahkan sampai mencemari habitat yang ada disungai anggaberi, karena waduk itu bukan kolam limbah pabrik,” jelasnya.

Adapun limbah pabrik, lanjut Firman,  berbeda dengan limbah industri lainnya,  dalam penanganannya pihak perusahaan telah menyiapkan 9 kolam limbah yang arealnya jauh dari pemukiman masyarakat, namun ungkapnya terkadang kolam tersebut tidak terisi semua dikarenakan ada pembeli limbah sawit yang mendaur ulang limbah tersebut menjadi pupuk organik.

Lanjutnya terkait jalan yang dilalui oleh armada pengangkutan sawit,  oleh PT TPM rutin diadakan perawatan infrastruktur tersebut diantaranya pengerasan, perbaikan dan penyiraman dijalan yang dilalui kendaraan milik perusahaan.”Untuk waduk, perizinannya telah kami urus dan kami menunggu prosesnya dari pusat, dan jalanan di beberapa desa kita rutin perbaiki, kalau untuk pengaspalan itu sudah domain pemerintah,” terangnya.

Asisten Manager, Guntur Talibara, SP yang juga merupakan warga kecamaran anggaberi, mengatakan, sebelum adanya perkebunan kelapa sawit beroperasi, jalanan disini hanya dapat dilalui dengan kendaraan roda dua, bahkan jalanan sangat sempit dan berlumpur.

Tidak hanya itu, serapan tenaga kerja di perusahaan sawit PT Tani Makmur Perkasa,  dikatkan hampir mencapai 95 persen mayoritas tenaga kerja lokal asli warga kabupaten konawe. “Hadirnya perkebunan kelapa sawit disini membawa banyak perubahan beberapa jalanan di desa sekitar PT TPM sudah bagus meski belum teraspal,” pungkasnya.

Kontributor : Nasruddin

Desain Terbaru

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here